TNI AL: Pagar Laut di Tangerang Tidak Dicor, Lebih Mudah Dicabut saat Air Surut

18 Januari 2025 16:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah nelayan membongkar pagar laut yang terpasang di kawasan pesisir Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (18/1/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah nelayan membongkar pagar laut yang terpasang di kawasan pesisir Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (18/1/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma Wira Hady menyebut bambu-bambu yang dijadikan pagar laut di perairan Tangerang, Banten, tidak dicor. Pencabutannya pun disebut tidak sulit.
ADVERTISEMENT
"Pagar laut tidak dicor dan tidak sulit untuk dicabut," ujarnya kepada kumparan, Sabtu (18/1).
Pembongkaran pagar laut misterius itu sudah mulai dilakukan pada Sabtu (18/1) pagi. Dalam prosesnya, air pasang dan gelombang sempat menghambat pencabutan walaupun bambu ditarik menggunakan kapal nelayan.
"Lebih mudah dicabut pada saat air laut surut karena bisa diikat di pangkal (bagian bawah bambu) lalu ditarik (pakai kapal) agar pelaksanaan pembongkaran bisa berjalan cepat," ujar Wira.
"Butuh bersama-sama masyarakat, nelayan, dan stakeholder terkait," tambahnya.
Kadispenal, Laksma Wira Hady di Pos TNI AL Tanjung Pasir, Kab. Tangerang, Banten pada Sabtu (18/1/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
Pembongkaran hari ini dilakukan oleh personel dari Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta bersama para warga lokal yang merupakan nelayan.
Ditargetkan pagar laut sepanjang 2 Km bisa dicabut dari total 30,16 Km pada hari ini.
ADVERTISEMENT
"Target kita hari ini 2 Km untuk buka jalur dulu buat memudahkan nelayan melaut," ucap wira.
Pembongkaran dimulai pada pukul 09.00 WIB dan saat ini masih berlanjut.
Proses pembongkaran sepenuhnya diperkirakan memakan waktu paling cepat 10 hari.
"Ini akan kita laksanakan secara bertahap, kalo pun kita setiap hari melaksanakan itu paling cepat 10 hari. Tapi kalau cuacanya masih seperti ini, bergelombang, kami menyesuaikan waktunya,” ujar Wira.