TNI: Evakuasi di Papua, Kami Gunakan Senapan Tak Pernah Pakai Bom

9 Desember 2018 17:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses evakuasi korban penembakan oleh KKB Papua didampingi oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. (Foto: Foto: Dok. Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Proses evakuasi korban penembakan oleh KKB Papua didampingi oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. (Foto: Foto: Dok. Polda Papua)
ADVERTISEMENT
TNI menyatakan hanya menggunakan senjata berupa senapan dan tidak pernah menerapkan serangan udara dengan bom saat melakukan evakuasi di Distrik Yigi dan Mbua, Papua. Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menegaskan, saat ini pihaknya hanya menggunakan senjata standar pasukan infanteri saja, berupa senapan.
ADVERTISEMENT
"Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infanteri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," tegas Aidi dalam keterangannya, Minggu (9/12).
Ia menyebut, warga sekitar juga bisa melihat, TNI hanya menggunakan alutsista berupa helikopter angkut berjenis Bell dan MI-17. Menurut dia, TNI tak pernah gunakan helikopter serang atau pesawat tempur.
Personel gabungan TNI dan Polri melakukan pencarian terhadap 5 karyawan PT. Istaka Karya pasca penembakan oleh KKB di Distrik Yigi Kabupaten Nduga Papua (Foto: Dok. Kabid Humas Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Personel gabungan TNI dan Polri melakukan pencarian terhadap 5 karyawan PT. Istaka Karya pasca penembakan oleh KKB di Distrik Yigi Kabupaten Nduga Papua (Foto: Dok. Kabid Humas Polda Papua)
"Selain itu, kami juga belum pernah melakukan serangan. Sebaliknya, saat melakukan evakuasi, justru merekalah yang menyerang tim evakuasi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob tertembak," lanjut dia.
Selain itu, Aidi menyebut, lokasi pembantaian yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) tersebut berada di kawasan hutan, sekitar 4-5 kilometer dari desa terdekat. Sehingga, nyaris tidak mungkin ada korban sipil dari kontak tembak antara TNI-KKB itu.
ADVERTISEMENT
"Jika ada laporan jatuh korban akibat kontak tembak tersebut, maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni. Tapi mungkin saja, mereka adalah bagian pelaku yang melaksanakan pembantaian," pungkasnya.