TNI: Jangan Ada Oknum Perkeruh Hubungan RI-China soal Natuna

5 Januari 2020 10:57 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono saat mengikuti patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Foto: Dok. Puspen TNI
zoom-in-whitePerbesar
Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono saat mengikuti patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Foto: Dok. Puspen TNI
ADVERTISEMENT
TNI memulai Operasi Siaga Tempur di Laut Natuna setelah Coast Guard China melanggar batas wilayah Indonesia. Penguatan pasukan juga dilakukan oleh Bakamla.
ADVERTISEMENT
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono langsung melakukan patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Patroli udara mengerahkan pesawat Boeing 737 AI-7301 Skadron Udara 5, Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makasar, Ranai, Natuna.
Patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Foto: Dok. Puspen TNI
Usai patroli udara di Laut Natuna, Yudo mengatakan, hubungan strategis yang sudah terjalin baik antara Indonesia dengan China harus tetap dipertahankan.
"Jangan ada oknum-oknum yang memperkeruh suasana hubungan strategis kedua negara tersebut," kata Yudo dalam keterangannya, Minggu (5/1).
Patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Foto: Dok. Puspen TNI
Kapal Coast Guard dan kapal ikan China yang memasuki wilayah Laut Natuna memang harus menjadi perhatian. Tapi, ada banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Jangan sampai memancing situasi menjadi memanas di perairan Indonesia. Kapal-kapal tersebut sudah mengakui bahwa Laut Natuna merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin apel gelar pasukan intensitas Operasi Rutin TNI. Foto: Instagram / @puspentni
Yudo menjelaskan, kapal Coast Guard yang berada di Laut Natuna adalah perwakilan dari pemerintah China. Mereka sudah diberikan pemahaman terkait keberadaan mereka (kapal) di perairan Natuna.
"Kapal pemerintah Tiongkok yang sebenarnya sudah mengetahui aturan internasional, dan sudah mengetahui kebijakan pemerintah Indonesia," tambah dia.
Patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Foto: Dok. Puspen TNI
Mantan Pangkoramada I itu meminta nelayan di Natuna tak takut untuk melaut. TNI dan Bakamla akan menjaga keamanan di Laut Natuna.
"Kepada para Nelayan Indonesia yang berada di perairan Natuna, Pangkogabwilhan I mengatakan agar tidak resah dan terganggu atas situasi dan kondisi serta keberadaan Coast Guard dan kapal asing tersebut," ujar dia.
"Keamanan laut merupakan tugas dari TNI, saat ini sudah tindaklanjuti oleh adanya patroli Kapal Perang Indonesia (KRI) di perairan Natuna yang menjaga wilayah kedaulatan Indonesia," ucap dia.
Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono (tengah) saat mengikuti patroli udara di perairan Natuna, Sabtu (4/1). Foto: Dok. Puspen TNI
TNI mulai menjalankan Operasi Siaga Tempur di Laut Natuna sejak Jumat (3/1). Operasi berada di bawah kendali Kogabwilhan I.
ADVERTISEMENT
TNI mengerahkan 600 personel, terdiri dari 1 Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapati, 1 Kompi Gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, unsur KRI Teuku Umar 385 dan KRI Tjiptadi 381, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta 1 Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna).