Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
TNI: Prajurit UNIFIL RI Terluka Terkena Rekoset Israel
11 Oktober 2024 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pusat Penerangan (Puspen) TNI menyampaikan kondisi terkini anggota TNI yang menjadi korban luka akibat serangan Israel ke pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Prajurit UNIFIL dari Indonesia (TNI) tersebut disebutkan dalam kondisi baik usai mendapatkan perawatan.
ADVERTISEMENT
Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024 sekitar pukul 05.05 waktu setempat. Serangan terjadi di kawasan Tower Pengamat (OP-14), Naqoura, kawasan selatan Lebanon.
Kala itu terjadi duel militer Israel (IDF) dan Hizbullah—kelompok politik dan militer di Lebanon yang selama ini intens melawan negara Zionis.
"Aktivitas saling tembak antara IDF dan Hizbullah, terdengar ledakan dan luncuran dari kedua belah pihak. Situasi kontak tembak terus terjadi, dan Tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaanya di seputaran Green Hill," tutur Hariyanto saat dihubungi wartawan, Jumat (11/10).
Dalam baku tembak yang terjadi, rekoset (pantulan) dari roket tank ada yang mengenai tower pengamatan tersebut. Di sana terdapat personel UNIFIL yang berasal dari TNI.
ADVERTISEMENT
"Akibat kejadian tersebut personel TNI terkena rekoset. Mengalami luka ringan pada kaki dan dalam kondisi normal," sambung Hariyanto.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, anggota TNI yang menjadi korban luka ada sebanyak 2 orang. Mereka kini dirawat di rumah sakit terdekat dari lokasi peristiwa.
UNIFIL mengeluarkan pernyataan atas insiden yang melukai anggotanya itu.
"Kami mengingatkan IDF dan semua pihak terkait kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati keutuhan gedung PBB setiap saat. Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL hadir di Lebanon selatan untuk mendukung pemulihan stabilitas di bawah mandat Dewan Keamanan," tegas UNIFIL, Kamis (10/10) malam.
Sejarah UNIFIL dan Peran Indonesia
UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon/Pasukan Sementara PBB di Lebanon ) didirikan pada tanggal 19 Maret 1978 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, menyusul invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun itu. Tujuan awal UNIFIL adalah untuk:
ADVERTISEMENT
1. Memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
2. Mengembalikan perdamaian dan keamanan internasional.
3. Membantu pemerintah Lebanon mengembalikan otoritasnya di wilayah tersebut.
Namun, peran UNIFIL berkembang seiring waktu. Setelah perang Lebanon 2006 antara Israel dan Hizbullah, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 memperluas mandat UNIFIL. Ini mencakup tugas tambahan seperti:
Indonesia mulai mengirim pasukan TNI untuk bergabung dengan UNIFIL pada 2006.
Sejak saat itu, Kontingen Garuda, nama pasukan penjaga perdamaian Indonesia, secara rutin terlibat dalam misi UNIFIL. Indonesia menjadi salah satu penyumbang pasukan terbesar di misi ini, dengan personel yang bertugas melakukan patroli, membantu menjaga stabilitas di perbatasan, serta mendukung misi kemanusiaan dan pembangunan di Lebanon.