TNI soal Prabowo Minta Seleksi Pimpinan Tak Lihat Senioritas: Kami Meritokrasi

9 Oktober 2025 11:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
TNI soal Prabowo Minta Seleksi Pimpinan Tak Lihat Senioritas: Kami Meritokrasi
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kompetensi dalam penentuan pimpinan di lingkungan TNI.
kumparanNEWS
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025). Foto: Instagram/ @agusyudhoyono
zoom-in-whitePerbesar
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025). Foto: Instagram/ @agusyudhoyono
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kompetensi dalam penentuan pimpinan di lingkungan TNI. Hal itu disampaikan dalam amanatnya saat upacara HUT ke-80 TNI pada Minggu (5/10) lalu.
ADVERTISEMENT
Prabowo mengizinkan Panglima TNI dan para Kepala Staf untuk tidak lagi berpatokan pada senioritas dalam menyeleksi pimpinan. Menurutnya, yang utama adalah kemampuan dan profesionalisme.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menyebut arahan Presiden ini sejatinya sudah lama diterapkan di tubuh TNI.
“Itu sudah berjalan di beberapa tahun ini, beberapa dekade ini memang untuk pembinaan karier, kemudian promosi jabatan itu selalu mengedepankan meritokrasi, kompetensi dari seseorang,” ujar Freddy di Mabes TNI, Jakarta Timur, Kamis (9/10).
Kapuspen TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah berada di Mabes TNI, Jakarta Timur, Kamis (9/10/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
Freddy menambahkan, reformasi di internal TNI terus berjalan dan secara berkala dievaluasi untuk memastikan sistem pembinaan karier tetap mengutamakan profesionalisme.
“Sehingga memang itu sudah sejalan dan sudah berjalan. Reformasi di internal TNI selalu berkala, selalu dievaluasi terus. Jadi, itu sudah perjalanan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan penunjukan dirinya sebagai Kapuspen TNI yang menggantikan Mayjen TNI Kristomei Sianturi.
Kristomei Sianturi. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Freddy, proses tersebut mencerminkan sistem meritokrasi yang sudah diterapkan karena jarak angkatan di antara keduanya cukup jauh.
“Termasuk saya itu junior. Dari Kapuspen leting 89, kemudian diganti 91, kemudian 97. Nah, dari 91 ke 97. Itu kan jaraknya jauh sekali itu,” ucap Freddy.
“Pak Kristomei itu baru ke saya. Jadi, dari 89 ke 91 ke 97 itu 6 leting, 6 angkatan dilalui, itu kan berarti menunjukkan bahwa Bapak Panglima sudah menerapkan itu,” sambungnya.
Freddy menegaskan kembali dalam penunjukan pimpinan TNI, yang diutamakan adalah kompetensi dan profesionalisme, bukan senioritas.
“Kompetensi yang diutamakan. Jadi, bukan lagi berdasarkan subjektivitas. Kemampuan, profesionalisme, saya kira itu,” tegasnya.
ADVERTISEMENT