TNI soal Prajurit Korban Baku Tembak versi KKB: Bohong, Itu Propaganda

22 Desember 2019 19:13 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Sisriadi. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Sisriadi. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa hari belakangan, KKB di sejumlah daerah di Papua terlibat baku tembak dengan anggota TNI-Polri. Terakhir ada 2 anggota TNI yang gugur dalam baku tembak.
ADVERTISEMENT
Namun, KKB baru-baru ini mengeluarkan pernyataan lewat Gusby Waker yang menyebut ada 13 anggota TNI yang tewas dalam baku tembak. Hal ini dibantah oleh Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi.
Sisriadi menegaskan, TNI bukan organisasi liar seperti KKB. TNI adalah organisasi besar yang dikelola dengan sistem manajemen modern yang terpadu.
"Data individu personel TNI dicatat secara tertib. Perubahan data dilakukan secara periodik, sehingga pimpinan TNI dapat mengetahui kondisi terkini setiap prajurit," kata Sisriadi dalam keterangannya, Minggu (22/12).
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Sisriadi dalam konferensi pers terkait kerusuhan pada Aksi 22 Mei. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Data tersebut meliputi data pribadi dan data keluarga, seperti nama, pangkat, NRP (Nomor Registrasi Prajurit), pendidikan, jabatan, data penugasan serta data lainnya. Demikian juga data riwayat kesehatan, tercatat dengan sangat rapi.
Apabila seorang prajurit meninggal dunia, datanya dicatat untuk proses pengurusan pembayaran hak-hak ahli waris serta untuk keperluan penyusunan sejarah dan doktrin.
ADVERTISEMENT
Sisriadi juga memastikan, setiap pimpinan TNI di semua tingkatan tidak mungkin menyembunyikan data prajurit yang meninggal dunia, baik di asrama, di rumah sakit, apalagi prajurit yang gugur di medan tugas pertempuran.
"Sekarang adalah era keterbukaan. Setiap prajurit TNI memiliki identitas lengkap dan tidak mungkin bisa disembunyikan. Manakala seorang prajurit TNI sakit di tempat penugasan, keluarga di kampung halaman akan segera tahu," jelas dia.
Panglima TNI dan Kapolri tinjau Latihan PPRC Divisi 2 Kostrad, di Lanud Silas Pare-Pare, Sentani, Papua. Foto: Reki Febrian/kumparan
Kondisi ini jelas berbeda dengan KKB. Mereka sangat mungkin menyembunyikan data tentang anggota mereka. KKB merupakan organisasi liar yang tidak punya data keanggotaan, asal-usul, dan keluarganya tidak jelas. Berapa pun korban di pihak mereka, tidak akan ada yang mempertanyakan.
KKB bisa saja menyembunyikan identitas anggota yang tewas dalam kontak dengan Satgas Penegakan Hukum. Sisriadi menilai, KKB selalu menuduh Satgas Penegakan Hukum membantai rakyat, jika ada anggota KKB yang terbunuh dalam kontak senjata. Opini itulah yang selalu diulang-ulang.
ADVERTISEMENT
"Dapat dipastikan, bahwa pernyataan Gusby Waker tentang korban TNI oleh KKB adalah berita bohong dan merupakan bentuk propaganda. Kalau ada media yang mempublikasikan kebohongan itu tanpa konfirmasi ke institusi TNI, profesionalitas jurnalistiknya patut dipertanyakan," ujar Sisriadi.
"Fakta yang sebenarnya adalah puluhan anggota OPM yang tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Penegakan Hukum tidak bisa terlaporkan karena tidak bisa diidentifikasi dan tidak ada keluarga yang mempertanyakan," tambah dia.
Meski begitu, Sisriadi memastikan negara masih membuka pintu lebar-lebar bagi anggota KKB yang mau menyerahkan diri secara damai yang sudah pernah dilakukan. Mereka kembali ke keluarga dan membangun Indonesia.