TNI Sudah Perbaiki 44 Rumah Terdampak Ledakan Gudang Amunisi di Bogor

3 April 2024 20:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas di depan gerbang Gudang amunisi Daerah (Gudmurah) Jaya/Bekasi, Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas di depan gerbang Gudang amunisi Daerah (Gudmurah) Jaya/Bekasi, Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/3/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
TNI telah memperbaiki puluhan rumah yang terdampak ledakan di Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
ADVERTISEMENT
Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan sebanyak 44 rumah telah diperbaiki. Tersisa 7 rumah lagi.
"Hari ini kita masih menerima laporan dari warga yang rumahnya terdampak ledakan, baik yang di Kabupaten Bogor ada 44 rumah dan itu sudah diperbaiki semuanya oleh Kodim," ujar Kristomei saat dijumpai di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/4).
Sisa rumah yang belum diperbaiki itu karena masih dalam proses sterilisasi. Dia berharap proses sterilisasi tersebut bisa segera selesai agar perbaikan bisa segera dilakukan dan rumah bisa kembali ditempati.
"Saya terima informasi dari Kodim ada tujuh rumah yang belum boleh ditempati karena masih sterilisasi. Nanti kita kalau bisa secepatnya selesai dianggap steril segera," sambungnya.
Jenderal bintang satu itu juga meminta masyarakat jangan ragu melaporkan bila menemukan proyektil atau selongsong yang terpental karena ledakan di sekitar rumahnya.
ADVERTISEMENT

TNI Bahas Relokasi Gudang

Kristomei Sianturi, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Senin (25/3/2024). Foto: Hedi/kumparan
Kristomei menjelaskan pihaknya saat ini masih mengevaluasi kemungkinan merelokasi gudang amunisi menjadi pembahasan.
"Iya betul pasti, buat evaluasi kita juga," tegas Kristomei.
Kendati demikian, proses tersebut masih jauh untuk mencapai kesimpulan. Katanya, masih perlu banyak sinkronisasi sampai pembahasan soal tata ruang antara pihak TNI dan warga.
"Saran itu [relokasi gudang amunisi] tetap kita evaluasi, kalau pun direlokasi misalnya kan, mau direlokasi ke mana, biaya untuk pindah dari mana, kan itu ya, kan itu harus dipikirkan kan TNI AD kemudian tidak bisa bekerja sendiri ya, gitu," sebut Kristomei.
"Dan apakah ada jaminan berikutnya misalnya setelah kita pindah gak ada lagi yang merapat lagi? Ini kan perlu sinkronisasi RT-RW rencana tata ruang wilayah, baik rencana tata ruang wilayah pemerintahan daerah, rencana tata ruang wilayah pertahanan gitu ya, di mana buat instalasi militer, di mana buat perumahan di mana letak sawah, di mana letak hutan lindung, itu kan sinkronisasinya," tutupnya.
ADVERTISEMENT