Tokoh Adat Bangga Baju Suku Baduy Digunakan Presiden Jokowi di Pidato Kenegaraan

16 Agustus 2021 15:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija merasa bangga Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan pakaian busana Badui dalam Pidato Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR dan DPD di Jakarta. Foto: Antara
zoom-in-whitePerbesar
Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija merasa bangga Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan pakaian busana Badui dalam Pidato Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR dan DPD di Jakarta. Foto: Antara
ADVERTISEMENT
Tetua adat Suku Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Jaro Saija, merasa bangga Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan pakaian busana Baduy dalam Pidato Kenegaraan Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR dan DPD di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Kami tentu memberikan penghargaan besar terhadap Bapak Presiden Jokowi yang memakai busana pakaian adat masyarakat Badui, " katanya di Lebak, Senin.
Penggunaan baju adat Baduy oleh Presiden Jokowi kemungkinan besar dapat membangkitkan kembali sekitar 2.000 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Baduy.
Karena saat ini, mereka pelaku UMKM terpuruk akibat dampak pandemi virus Corona atau COVID-19.
Bahkan, pelaku UMKM di kawasan hak tanah ulayat tersebut menutup kegiatan usaha karena tidak lagi dikunjungi wisatawan yang biasanya datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
"Kami yakin pelaku UMKM akan dibanjiri pesanan setelah Bapak Presiden Jokowi memakai busana Baduy itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, sebagian besar pelaku UMKM masyarakat Baduy memproduksi aneka kerajinan tenun, batik Badui, pakaian kampret atau pangsi, selendang, suvenir atau cinderamata, kain pengikat kepala madu dan golok.
ADVERTISEMENT
Busana yang dipakai Jokowi merupakan pakaian pangsit yang sehari-hari digunakan masyarakat Baduy.
Jaro Saija, mengatakan pakaian yang dikenakan presiden merupakan baju adat yang digunakan setiap hari oleh masyarakat Baduy Luar.
Diketahui, Suku Baduy Dalam dikenal masih memegang teguh aturan adat dan menjalankan dengan baik, memiliki pakaian adat hitam-putih dengan ikat kepala berwarna putih.
Sementara Suku Baduy Luar dikenal sudah terpengaruh pola hidup masyarakat era modern, dan Baduy Luar memakai baju adat berwarna hitam-hitam dengan ikat kepala bermotif poleng biru.
Diungkapkan Jaro Saija, jika pakaian adat Baduy selalu menggunakan lomar atau ikat kepala, baik untuk Baduy Luar maupun Baduy Dalam. Disebutkan Jaro Saija, jika lomar atau ikat kepala memiliki makna sebuah persatuan dan kesatuan yang terikat.
ADVERTISEMENT
"Ikat itu lambang, supaya terikat seluruh bangsa dan negara dalam aturan undang-undang," ucap Jaro Saija.