Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tokoh Anti-Islam Belanda Geert Wilders Nyalon Lagi di Pemilu, Diprediksi Menang
23 November 2023 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Politikus kondang anti-Islam, anti-imigran, dan anti-Uni Eropa, Geert Wilders , diprediksi akan meraih kemenangan telak dalam pemilu di parlemen Belanda .
ADVERTISEMENT
Adapun sejak 2017, pendiri sekaligus Ketua Partai Kebebasan (PVV) itu sudah mencalonkan diri sebagai perdana menteri — tetapi terus menghadapi kekalahan hingga tahun ini.
Dikutip dari Reuters, prediksi kemenangan Wilders tercantum dalam exit poll yang diumumkan pada Rabu (22/11).
Exit poll menunjukkan, PVV akan memperoleh 35 dari total 150 kursi di parlemen — 10 kursi lebih unggul dari saingannya, aliansi Partai Buruh dan Partai Hijau yang dipimpin mantan Komisioner Uni Eropa, Frans Timmermans.
Selisih kursi itu jauh lebih besar dari yang diperkirakan dan terlalu besar untuk bisa mengubah hasil pemilu. Sementara exit poll pada umumnya dapat diandalkan, dengan selisih kesalahan sekitar dua kursi saja.
Mengetahui proyeksi exit poll, para pendukung Wilders di Kota Den Haag bersorak-sorai dan berpelukan, seolah kemenangan telah tercapai.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pidato, dengan bersemangat, Wilders mengungkapkan kesiapannya untuk menggantikan posisi Mark Rutte, menjadi orang nomor satu di pemerintahan Belanda.
"PVV tidak bisa lagi diabaikan. Kami akan memerintah!" kata Wilders, tak kuasa menahan rasa bahagianya.
Terlepas dari hasil proyeksi exit poll, Wilders masih harus membentuk pemerintahan koalisi dengan partai-partai lain guna mencapai target minimal kursi di parlemen. Dari total 150 kursi di parlemen, Wilders memiliki target mencapai 76 kursi.
"Kami ingin memerintah dan kami akan memerintah. Jumlah kursi ini merupakan pujian yang luar biasa, namun juga tanggung jawab yang sangat besar," jelas Wilders.
Adapun jika Wilders memenangkan pemilu, maka artinya panggung politik di Belanda akan ikut terguncang.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 60 tahun itu dikenal luas memiliki pandangan radikal terhadap imigran dan komunitas muslim.
Wilders juga memiliki beberapa kebijakan politik luar negeri yang bertentangan dengan calon pendahulunya, Rutte. Berbeda dengan Rutte, Wilders menentang pasokan persenjataan dari Belanda ke Ukraina dan skeptis terhadap Uni Eropa.
Selain itu, isu yang memicu runtuhnya kabinet terakhir Rutte setelah 13 tahun berkuasa — gelombang imigran, telah menjadi topik yang paling Wilders gencarkan dalam pidatonya.
Berbagai komunitas Islam menyatakan keprihatinannya atas prediksi kemenangan Wilders sebagai perdana menteri. Sebab, Wilders dikenal sebagai anti-Islam radikal yang menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai 'pedofil', Islam sebagai ideologi 'fasis' dan 'agama terbelakang', hingga ingin melarang masjid dan kitab suci Al-Quran beredar di Belanda.
ADVERTISEMENT
Di luar negeri, komentar-komentar anti-Islam Wilders tersebut telah menuai protes dan kecaman di sejumlah negara mayoritas penduduk muslim termasuk Pakistan, Indonesia, Mesir, dan Maroko. Bahkan, seorang pemuka agama di Pakistan mengeluarkan fatwa yang menentang Wilders.
Dalam sebuah rapat umum kampanye pada 2014, Wilders dihukum oleh hakim Belanda gara-gara menghina orang Maroko — menyebut mereka sebagai 'sampah'.
Adapun Rutte akan tetap berperan sebagai pelaksana tugas di kantor perdana menteri hingga pemerintahan baru dilantik — kemungkinan pada enam bulan pertama tahun 2024.