Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tokoh Banyumas Tersinggung Kata 'Ndasmu' sebagai Bahasa Keseharian
19 Desember 2023 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahasa ndasmu, menurut pengalaman Asringun Marthawirya, sebagai orang Banyumas, adalah bahasa pangon.
“Orang yang menggembala wedhus, kambing itu. Itu pun ada tingkatannya. Kalau ndasmu itu pada tataran yang sangat kasar. Biasanya, bilang dengkulmu angop. Yang kedua adalagi, gundulmu. Yang ketiga, ndasmu itu. Sangat kasar Mas,” ujar Asringun yang berasal dari keluarga Marthawirya, salah satu keluarga yang terpandang di suku adat Bonokeling, Selasa 19 Desember 2023.
Bahasa ndasmu, kata dia, hanya diucapkan pada tataran orang-orang yang sebaya, seumuran. Istilahnya setara dalam segala macam.
“Dan itu bahasa orang pangon. Kalau ada ribut-ribut bahwa bahasa ndasmu itu bahasanya orang Banyumas, kesehariannya keluarga di Banyumas. Sebetulnya itu sangat menyakitkan. Kami tersinggung, bener,” tandas Asringun.
ADVERTISEMENT
Asringun mengungkapkan, boleh dicek, dalam internal keluarga pun, seorang bapak atau ibu tidak akan mengatakan kata ndasmu terhadap anaknya sekalipun.
“Orang Banyumas memang blakasuta, tapi mereka juga tahu tata krama. Tahu unggah-ungguh. Dan pasti pakewuh banget kalau bilang ndasmu.”
Ndasmu, kata Asringun, hanya terucap ketika sudah jengkel luar biasa.
“Kemarahan yang sangat luar biasa. Itu baru terucap. Saya yakin warga Banyumas dalam hal ini sepakat, bahwa ndasmu bukan bahasa keseharian orang-orang Banyumas. Sekali lagi, saya sangat tersinggung, kalau ndasmu itu dikatakan bahasa keseharian keluarga di Banyumas,” pungkasnya.
(AI)