Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tokoh Nahdliyin yang ke Israel, Zainul Maarif, Minta Maaf: Ini Bukan Urusan NU
18 Juli 2024 19:32 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Salah satu tokoh cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) yang berangkat ke Israel dan bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, Zainul Maarif, meminta maaf atas peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan usai dia dipanggil ke kantor PWNU Jakarta, Matraman, Jakarta, Kamis (18/7).
"Saya Zainul Maarif dalam hal ini minta maaf kepada masyarakat Indonesia wabil khusus umat Islam, wabil khusus lagi kepada Nahdlatul Ulama, dan organisasi yang di mana saya berada di sana atas apa yang ketidaknyamanan yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan kunjung saya ke Palestina dan Israel," ujar Zainul kepada wartawan.
"Sekali lagi saya mohon maaf dan ini adalah suatu pelajaran besar bagi saya pribadi bahwa niat baik, tindakan baik, kadang efeknya belum tentu baik. Itu pelajaran besar bagi saya pribadi dan ini saya mewakili kawan-kawan semua," sambung dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta ini.
Zainul mengatakan, kepergiannya ke Israel dan bertemu dengan Herzog, tidak terkait dengan NU. Ia berangkat atas kemauan dan niat pribadi.
"Perlu diketahui bahwa ini adalah kegiatan lintas iman bukan hanya NU, ini juga tidak ada urusannya dengan NU secara kelembagaan. Tapi secara personal dan ini adalah dialog lintas iman pesertanya ada dari Kristen, Katolik, juga dari Yahudi, dan Muslim," ujar Zainul yang juga sempat bergabung di organisasi yang terafiliasi Yahudi/Israel, RAHIM, ini.
"Jadi ini kegiatan lintas iman dan saya dalam hal ini sekali saya meminta maaf atas segala yamg terjadi dan ini pelajaran penting buat saya tindakan dan niat baik itu efeknya ternyata memberikan efek buruk," terangnya.
ADVERTISEMENT
Dapat Tawaran dari Teman di Harvard
Lebih lanjut, Zainul menceritakan awal mendapat tawaran untuk ke Israel. Ia mengatakan mendapatkan tawaran dari kawannya dari Universitas Harvard untuk melakukan penelitian lapangan. Dia berangkat dengan visa turis dengan penerbangan transit dari Jakarta ke Dubai, lalu ke Israel.
Zainul berpesan agar tidak serta-merta menerima undangan tanpa melakukan konsultasi. Dia pun menegaskan dirinya cinta Palestina.
"Pesan kedua untuk para pemuda mohon juga berhati-hati ketika ada undangan dari luar atau dan seterusnya itu perlu dikonsultasikan kalau kita di Muslim paling tidak kita mengkonsultasikan ke kiai-kiai kita agar tadi niatnya tadi niat yang kami lakukan di sana semua niatnya baik semuanya," kata Zainul yang akrab disapa Zen ini.
ADVERTISEMENT
"Tapi kami sadar bahwa ternyata niat baik tindakan yang menurut kami baik itu belum tentu efeknya baik," ujar Zainul.
Ia pun meminta masyarakat memaafkannya. Sebab ia datang ke sana untuk perdamaian.
"Mohon menurut hemat saya cukup ini saya salah tapi kan mohon beri kesempatan berikutnya, saya cinta Indonesia, saya cinta muslim, saya cinta Palestina. Kalau ditanya sebenarnya misinya apa? Misi utama adalah peneliti lapangan dan dialog lintas iman untuk perdamaian," ujar pria bergelar doktor ini.
Foto Bukan Untuk Gagah-gagahan
Sementara itu, terkait fotonya dan rombongan bersama Presiden Israel, ia mengatakan sebagai kesempatan untuk menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim. Bukan untuk gagah-gagahan.
"Saya punya kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim. Jadi itu bukan yang lain-lain, bukan gagah-gagahan dengan presiden, itu saya kira cukup," tutupnya.
Zainul diketahui juga pernah ikut dalam rombongan RAHIM menemui Dubes Israel untuk Singapura dan komunitas Yahudi di negeri singa itu pada Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
Lima Cendekiawan NU Temui Presiden Israel
Sebelumnya diberitakan, lima tokoh muda NU berkunjung ke Israel dan bertemu dengan presiden Presiden Israel Isaac Herzog. Mereka ialah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Sekretaris PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) telah meminta lima kader NU tersebut mengundurkan diri atau dipecat dari kepengurusan NU. Pihaknya mendesak agar kelima orang itu segera mengambil keputusan.
“Pilihannya mengundurkan diri atau dimundurkan dari organisasi. Jadi saya minta mereka segera memilih,” kata Gus Ipul lewat keterangannya, Kamis (18/7).
Kelima tokoh muda NU itu diketahui antara lain tergabung dalam Lajnah Bahtsul Masail (LBM) PWNU DKI Jakarta, Pencak Silat Pagar Nusa, dan Fatayat NU.
ADVERTISEMENT
Dari hasil tabayun yang dilakukan, kepergian kelima orang ini ke Israel atas nama pribadi dan sama sekali tidak mewakili lembaga.
Keberangkatan mereka ke Israel dibiayai oleh sebuah LSM yang dalam undangannya tertera agenda dialog antariman dan tidak ada jadwal untuk bertemu Presiden Israel.
Mereka beralasan, keberangkatan itu bertujuan untuk turut serta menciptakan perdamaian antara Israel dan Hamas. Terkait tindakan tersebut, mereka telah mengaku salah.
“Meski mereka telah meminta maaf karena pergi tanpa izin dan pemberitahuan, tapi kepergian ini melanggar ketentuan. Apalagi kerja sama atau komitmen kerja sama dengan pihak luar negeri harus seizin PBNU,” ujarnya.
Menurut Gus Ipul, pemberhentian kelima orang dari kepengurusan di lingkungan NU, untuk pembelajaran agar kelak tidak ada lagi kejadian serupa.
ADVERTISEMENT
“PBNU meminta kepada lembaga dan banom di mana yang bersangkutan mengabdi untuk mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut dengan dua pilihan mengundurkan diri atau diberhentikan,” tutup Gus Ipul.