Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
'Tol Apung' di Cianjur Jadi Akses Warga Seberangi Sungai Selama Puluhan Tahun
5 Oktober 2022 21:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tol Apung yang biasa disebut warga setempat itu merupakan rakit atau perahu yang terbuat dari susunan bambu yang biasa digunakan untuk menyeberangi Sungai Cibuni yang memiliki lebar seluas 50-60 meter.
Minimnya akses jembatan di kawasan itu membuat warga Desa Sukakaerta dan Desa Bojonglarang, Kecamatan Kadupandak, memilih sarana Tol Apung itu untuk beraktivitas sehari-hari, terutama untuk mengangkut hasil bumi.
Seorang warga setempat Enjang (55) mengatakan, sarana penyeberangan sungai itu sudah menjadi pilihan warga di dua desa, yaitu Desa Sukakerta dan Bojonglarang, Kecamatan Kadupandak sebagai akses utama dalam melakukan aktivitas keseharian.
"Sarana penyeberangan ini atau warga biasa menyebutnya Tol Apung sudah ada sejak puluhan tahun lalu, saat saya masih kecil pun sudah ada. Hingga kini masih menjadi sarana utama warga, terutama dalam membawa hasil bumi, seperti palawija dan padi," kata Enjang kepada wartawan, Rabu (5/10).
ADVERTISEMENT
"Meskipun berisiko terbawa arus saat debit sungai naik, namun Tol Apung ini tetap menjadi pilihan warga dari pada mengakses jalur jembatan yang memang jaraknya lebih jauh," jelasnya.
Selain mempersingkat jarak tempuh, kata Enjang, sarana Tol Apung Sungai Cibuni juga menyebabkan biaya angkut hasil bumi para petani lebih murah.
"Jika dibandingkan dengan menggunakan motor dan melalui akses jembatan. Selain lebih jauh, petani juga terbatas dalam membawa hasil buminya hanya bisa sebanyak yang dibawa di atas motor saja," ujarnya.
Meskipun begitu, lanjut Enjang, warga di wilayah itu mengharapkan ada pembangunan jembatan gantung ataupun beton yang jaraknya lebih dekat sehingga bisa mempermudah akses warga.
Sementara itu, Camat Kadupandak, Ahmad Riady mengungkapkan, akses Tol Apung Sungai Cibuni hanya digunakan oleh sebagian warga sekitar untuk mempermudah dan mempersingkat jarak tempuh saat melakukan aktivitas keseharian mereka.
ADVERTISEMENT
Ahmad sudah mengimbau warga agar tidak lagi menggunakan sarana penyeberangan sungai itu untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terutama saat debit air Sungai Cibuni meningkat.
"Sebetulnya sarana jembatan gantung sudah tersedia, tapi memang untuk sebagian warga jaraknya lebih jauh. Sehingga mereka masih memilih untuk menggunakan sarana Tol Apung Sungai Cibuni ini sebagai akses utama," tandas Ahmad.