Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
ADVERTISEMENT

Suara mesin kapal ikan menderu bercampur bau air laut yang khas merebak, saat Anies Baswedan datang sekitar pukul 09.00 WIB ke tanah penuh puing di Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Baru saja tiba, seorang ibu menghampiri dan memeluk Anies. Tangis ibu itu pecah saat ia menyampaikan keluhannya pada calon Gubernur DKI itu.
"Tolong kami pak.." kata ibu itu dengan air muka yang suram. Anies mengusap-usap pundaknya untuk menenangkan.

Berjalan di antara puing runtuhan rumah-rumah yang digusur, Anies tampak serius melihat keadaan sekitar seraya mendengar keresahan warga. Warga menunjukkan sebuah tembok beton yang berdiri kokoh sekitar 2 meter yang memisahkan darat dan laut sepanjang Kampung Aquarium.

"Ini sepanjang ini sudah ditembok semua. Sudah kayak kota aneh," kata Yani, seorang warga setempat yang memandu Anies.
"Buat apa ini bu?" tanya Anies.
"Enggak ada penjelasan pak," jawabnya.
"Tinggi betul ya, buat apa ya," lanjut Anies heran.
ADVERTISEMENT
"Kalau dibilang buat abrasi enggak mungkin kan setinggi ini kan. Sepanjang Pantai Mutiara langsung laut enggak pakai beginian," jawab Yani.
"Biar orang miskin enggak bisa lihat laut pak!" sahut seorang pria paruh baya.

Dengan lincah Anies melompat dan berdiri di sisi ujung tembok itu. Tepat di seberang kirinya adalah Kampung Luar Batang yang terhubung dengan perahu berongkos 2.000 rupiah untuk setiap kali menyebrang.
Padahal, kata warga setempat, sebelumnya kedua kampung terhubung dengan jembatan, namun dihancurkan dan tak ada yang mengerti apa perkaranya.
Dari kejauhan terlihat dua aprartemen menjulang, yang disebut-sebut warga sebagai salah satu 'biang kerok' dari semua masalah yang mereka hadapi. Penggusuran terjadi pada 11 April 2016 dan pembangunan tembok pada Juli di tahun yang sama.
ADVERTISEMENT

Warga lalu bertahan tinggal di tenda-tenda besar dan bangunan semipermanen berdinding triplek dan beratap asbes. Selain soal tempat tinggal, keluhan utama mereka adalah kebutuhan air besih dan fasilitas MCK.
Mereka harus membeli air bersih seharga Rp 5000 rupiah per jerigen. Kebutuhan mereka dalam rata-rata 4 hingga 5 jerigen. Sehingga air bersih kini menjadi ongkos hidup tambahan bagi warga Kampung Aquarium.

"Sengaja dihancurkan aku ini biar enggak dikasih senang. Warga Aquarium sudah sakit-sakitan pak," ujar seorang warga.
"Ini malah mau digusur lagi, di koran di TV sudah diedarin di mana-mana. Kata dia siapa pun yang jadi gubernur bakal digusur semuanya," yang lain menambahkan.
Fasilitas MCK yang mereka bangun sendiri tampak kurang layak. Kakusnya yang seringkali mampat, membuat warga terpaksa menjadikan laut sebagai gantinya.
ADVERTISEMENT

Mata Anies lalu kembali berkaca-kaca ketika seorang ibu pemilik warung menangis dan memeluknya. Anies kian tertegun dan sesekali menjawab peluh-kesahnya yang terdengar bergetar.
"Hidup kami jadi sulit pak. Suami saya menganggur sejak digusur," katanya.
Beberapa warga dan wartawan ikut tertegun diam. Wajah Anies tampak lebih berat saat itu. Dengan cara yang sama ia kembali menenangkan ibu pemilik warung itu.
Mengakhiri kunjungannya, Anies melaksanakan ibadah di sebuah surau yang barangkali satu-satunya bangunan kokoh di Kampung Aquarium. Anies menjadi imam salat bagi warga dan tim yang kunjungan ke Kampung Akuarium.
"Di tempat ini kita menyaksikan ketidakadilan secara gamblang," kata Anies geram.