Tommy Kurniawan

Tommy Kurniawan: Hijrah Jadi Faktor Pendulang Suara Saya

14 Mei 2019 15:23 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tommy Kurniawan. Foto: Instagram @tommykurniawann
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Kurniawan. Foto: Instagram @tommykurniawann
ADVERTISEMENT
Pesinetron Tommy Kurniawan diprediksi melenggang ke parlemen. Caleg PKB ini berhasil, walau bertarung di Dapil Jawa Barat V yang kerap disebut sebagai “Dapil Neraka”.
ADVERTISEMENT
Di dapil yang meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bogor itu, sejumlah nama kondang turut bersaing. Ada Wakil Ketua DPR RI yang juga politikus Gerindra Fadli Zon, politikus PDIP Adian Napitupulu, hingga aktor Primus Yustisio yang mencalonkan diri dari PAN .
Meski baru pertama kalinya mengikuti pemilu legislatif, Tommy mengaku banyak dibantu oleh tim berpengalaman. Oleh karena itu, kampanye yang dia lakukan di dapil juga terstruktur dan efektif. Terlebih, pamornya sebagai artis yang telah hijrah menjadi nilai plus.
“Karena Kabupaten Bogor ini kan karakter kuatnya adalah agama,” kata Tommy Kurniawan kepada kumparan melalui sambungan telepon, Jumat (10/5).
Di dunia hiburan, nama Tommy Kurniawan sudah dikenal sejak tahun 2000-an. Mengawali karier sebagai model, Tommy kemudian menjadi bintang iklan. Pria kelahiran 15 September 1984 itu juga merambah ke dunia seni peran. Dia banyak membintangi sejumlah sinetron, FTV, hingga film.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cerita lengkap Tomy hingga melenggang ke Senayan? Berikut petikannya:
Sejak kapan Anda mulai gerilya untuk kampanye?
Saya mulai pembentukan tim Agustus 2018. Kemudian saya lakukan pembentukan tim sambil menyapa masyarakat sampai Desember 2018. Jadi, memang di awal saya prioritaskan untuk membuat jaringan.
Saya, selama masa kampanye atau sosialisasi lebih mengedepankan pendekatan persuasif tatap muka dan juga jabat tangan serta berdiskusi. Itu karena, rasanya dengan cara seperti itu kita bisa lebih saling mengenal dan pemilih pun juga bisa bersentuhan langsung dengan kita sebagai calon anggota dewan.
Artis Tomy Kurniawan saat kampanye. Foto: Dok. Tomy Kurniawan
Bisa digambarkan detail aktivitasnya? Apa saja yang ditawarkan dan bagaimana model pendekatannya?
Saya lebih banyak turun dari kampung ke kampung, rumah ke rumah, menyapa masyarakat Kabupaten Bogor. Saya memang menghindari acara-acara besar karena merasa bahwa itu kurang efektif.
ADVERTISEMENT
Saya tidak banyak menawarkan apa-apa kepada masyarakat. Satu hal yang bisa saya tawarkan di setiap kunjungan saya ke kampung-kampung adalah satu program yaitu silaturahim.
Artis Tomy Kurniawan saat kampanye. Foto: Dok. Tomy Kurniawan
Mengapa demikian, karena image di masyarakat, anggota dewan itu Pil KB istilahnya. Kalau sudah jadi, lupa. Nah, saya mencoba untuk mengubah persepsi itu.
Insyaallah nanti setelah dilantik, saya akan keliling lagi dan akan bersilaturahmi lagi. Itu yang paling saya tekankan di dalam masa sosialisasi dan kampanye.
Berapa jumlah timses Anda dan siapa saja mereka?
Tim saya kebanyakan diisi oleh anak muda di daerah selatan. Kemudian di daerah barat, tim saya kebanyakan ustaz karena memang secara kultur di sana Islamnya lebih kuat sekali. Kemudian diisi oleh berbagai macam organisasi.
ADVERTISEMENT
Jadi, rata-rata tim saya sudah memiliki pengalaman politik. Makanya pergerakan saya kemarin betul-betul terarah, betul-betul terstruktur dengan baik. Bisa dikatakan, tim saya itu ada mulai dari kyai, ustaz, aktivis, dan juga anak-anak muda.
Artis Tomy Kurniawan saat kampanye. Foto: Dok. Tomy Kurniawan
Apa strategi yang dipakai di Dapil V agar dipilih rakyat?
Seperti yang saya katakan di awal, saya lebih banyak menggunakan strategi pendekatan persuasif dari hati ke hati, dari rumah ke rumah. Memang, itu membutuhkan energi yang sangat banyak, waktu yang sangat panjang. Akan tetapi, dengan kita bertatap muka dan berjabat tangan serta berdiskusi, mereka jadi merasa seperti memiliki sebuah pilihan daripada hanya melihat gambar saja.
Saya memperkuat tim membuat gerakannya terstruktur dan juga terarah. Karena semua tempat tidak bisa saya datangi, jadi saya melakukan dua hal. Yang pertama, saya mapping mana tempat yang akan saya datangi. Kemudian yang kedua, mana yang harus dijalankan oleh tim saya.
Artis Tomy Kurniawan saat kampanye. Foto: Dok. Tomy Kurniawan
Adakah keuntungan tersendiri sebagai caleg artis?
ADVERTISEMENT
Ya memang caleg artis sudah memiliki keunggulan dalam hal popularitas ya. Tapi, masalah elektabilitas itu kan perlu sentuhan, perlu strategi.
Cuma memang, sebagai seorang selebriti kita sudah tidak susah lagi untuk mempromosikan diri. Rata-rata masyarakat sudah kenal. Tinggal kita memanfaatkan popularitas itu untuk memberitahu masyarakat bahwa kita sedang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Berapa perolehan suara Anda?
Alhamdulillah perhitungan suara sudah selesai. Pleno KPUD Kabupaten Bogor juga sudah selesai dan alhamdulillah wa syukurillah, PKB mendapatkan 1 kursi. Dengan hasil perhitungan 134.000 lebih dan alhamdulillah, di internal saya meraih suara yang tertinggi, 33.900-an.
Sebenarnya, apa yang Anda tawarkan ke masyarakat?
Saya memiliki keinginan bahwa olahraga di Indonesia bisa lebih maju dari yang sekarang. Banyak sistem yang harus diperbaiki.
ADVERTISEMENT
Misalkan, kita menginginkan untuk juara dunia sekelas Olimpiade. Tapi, tidak memiliki Olympic Center, tempat para atlet dilatih dengan orientasinya khusus untuk juara dunia.
Kemudian mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi atau sport science itu, rasanya payung hukumnya masih kurang. Regulasinya masih belum memadai.
Maka dari itu, saya ingin ke depan, APBN berpihak terhadap olahraga itu sendiri. Karena kita tahu bahwa salah satu yang dapat membanggakan atau mengharumkan nama bangsa Indonesia adalah melalui olahraga. Kebetulan saya juga penggemar olahraga.
Jadi mau masuk Komisi X? Apa isu yang menjadi concern Anda?
Saya rencananya ingin di Komisi X yang membidangi olahraga, pendidikan, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Akan tetapi, nanti kita lihat saya akan ditempatkan di mana. Tapi, kalau merujuk kepada keinginan saya, saya inginnya di Komisi X.
Cak Imin, Imam Nahrawi dan Tommy Kurniawan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Apa evaluasi Anda terhadap kinerja artis di DPR pada periode lalu?
ADVERTISEMENT
Saya tidak terlalu tahu mengenai kinerja teman-teman artis di parlemen periode yang lalu. Karena memang, bekerja di parlemen atau DPR itu kan, kita bekerja secara kolektif. Jadi memang, kita tidak bisa menilai person to person. Tetapi kita melihat kinerja secara kolektif kolegial.
Kalau misalkan ada person yang vokal menyuarakan hal-hal tertentu, memang itu bagian dari strategi untuk mencapai target yang diinginkan. Akan tetapi, untuk memutuskan hal-hal yang terkait dengan regulasi dan lain sebagainya, di DPR sendiri itu memerlukan kerja kolektif, kerja bersama-sama.
Apakah setelah menjadi anggota DPR akan meninggalkan dunia keartisan?
Kita lihat nanti seperti apa perjalanannya. Tapi, yang jelas saya pastinya akan fokus bekerja untuk DPR. Itu menjadi prioritas saya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana mengantisipasi adanya potensi korupsi sebagai anggota DPR?
Saya melihat itu adalah sesuatu hal yang buruk dan saya hanya berniat ingin bekerja yang baik. Mensyukuri segala nikmat dan kesempatan yang Allah berikan kepada saya.
Tommy Kurniawan Foto: Giovanni/kumparan
Kira kira, apakah efek ‘hijrah’ Anda menjadi faktor pendulang suara?
Ya saya kira mungkin itu juga bisa menjadi salah satu faktor. Karena Kabupaten Bogor ini kan karakter kuatnya itu adalah agama, banyak pesantren-pesantren dan lain sebagainya.
Memang ada persepsi bahwa karakter saya cukup kuat lah di sana. Dari sisi isu agama itu, jadi ya alhamdulillah. Yang pasti, saya memperbaiki diri dalam hal agama. Tujuannya bukan untuk itu, tujuannya untuk memperbaiki diri di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten