Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Topan Man-yi Hantam Filipina: Laut Pasang Capai 7 Meter, 500 Ribu Orang Ngungsi
17 November 2024 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Topan Man-yi, badai keenam dalam satu bulan terakhir, menghantam Filipina dengan angin kencang hingga 195 km/jam dan gelombang pasang setinggi 7 meter. Akibatnya, 500 ribu orang meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di gereja, pusat evakuasi, hingga mal di wilayah utara Luzon.
ADVERTISEMENT
Dampak Besar di Catanduanes
Provinsi Catanduanes, tempat topan pertama kali mendarat pada Sabtu malam (15/11), mengalami kerusakan parah.
Sebagian besar wilayah kehilangan aliran listrik setelah tiang-tiang dan pohon tumbang akibat angin kencang. Hampir separuh dari 80 ribu penduduk provinsi ini mengungsi ke pusat evakuasi, sementara kebutuhan mendesak seperti bahan bangunan dan makanan terus meningkat.
“Hujannya tidak terlalu lebat, tapi anginnya sangat kencang dan membuat suara yang menakutkan. Gelombang pasang bahkan naik hingga 7 meter, mendekati rumah-rumah warga di pesisir,” ujar seorang petugas mitigasi bencana setempat, Roberto Monterola, kepada The Associated Press.
500 Ribu Orang di 6 Provinsi Dievakuasi
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Filipina, lebih dari 500 ribu orang dari enam provinsi telah dievakuasi. Jumlah ini terus bertambah seiring upaya evakuasi di berbagai daerah yang rentan terkena dampak badai.
ADVERTISEMENT
Man-yi juga mengakibatkan pembatalan puluhan penerbangan domestik, penghentian layanan feri, dan penutupan sementara 28 bandara di Filipina. Kondisi ini membuat ribuan penumpang telantar.
Kerugian Besar dan Ancaman Keamanan Pangan
Selama tiga minggu terakhir, topan-topan beruntun telah menyebabkan lebih dari 160 korban jiwa, memengaruhi 9 juta orang, dan menghancurkan ribuan rumah serta infrastruktur vital. Kerusakan parah pada lahan pertanian bahkan memaksa pemerintah mempertimbangkan impor tambahan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. meminta seluruh jajaran pemerintah bersiap menghadapi “skenario terburuk”. Lebih dari 40 ribu personel keamanan dan 2.000 kendaraan, termasuk kapal angkatan laut, telah dikerahkan untuk mendukung upaya evakuasi dan penyelamatan.
“Kami menargetkan tidak ada korban jiwa,” ujar kepala Kantor Pertahanan Sipil, Ariel Nepomuceno.
Filipina yang setiap tahun menghadapi rata-rata 20 badai tropis, dikenal sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
ADVERTISEMENT
Ancaman gempa bumi, gunung berapi aktif, hingga badai besar yang silih berganti membuat pemerintah terus memperingatkan perlunya kesiapsiagaan maksimal.