TPN Heran Prabowo Tak Bisa Bedakan Stunting dan Gizi Buruk: Makan Gratis Gimik?

5 Februari 2024 9:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
Politikus PDIP, Charles Honoris. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDIP, Charles Honoris. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Direktur Representatif TPN Ganjar-Mahfud, Charles Honoris, menyoroti capres 02 Prabowo Subianto yang tidak memahami perbedaan stunting dan gizi buruk.
ADVERTISEMENT
Masalah ini mencuat dalam debat pamungkas Pilpres 2024 pada Minggu (4/2) malam. Prabowo sempat bertanya kepada capres 03 Ganjar Pranowo apakah setuju dengan program memberi makan siang gratis kepada anak-anak untuk mencegah stunting.
"Debat capres terakhir mengungkap fakta serius bahwa Prabowo Subianto tidak memahami perbedaan antara stunting dan gizi buruk. Bahkan Ganjar Pranowo harus memberi penjelasan tentang perbedaan dua kondisi gangguan tumbuh kembang anak tersebut agar Prabowo tidak bingung," kata Charles kepada wartawan, Senin (5/2).
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dia mengatakan, ketidakpamahan atau kebingungan Prabowo mengenai stunting dan gizi buruk ini menimbulkan pertanyaan bagi publik.
"Lantas apa dasar pemikiran program makan gratis yang dibuat oleh paslon 02 tersebut? Apakah program tersebut cuma gimik untuk mencari perhatian masyarakat, tanpa didasari pemikiran tentang pencegahan stunting yang benar?" ucap Charles.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR itu menuturkan, jika Prabowo memahami stunting pada anak tidak bisa diperbaiki setelah anak berusia 2 tahun, barangkali Ketum Gerindra itu akan berpikir ulang soal program makan gratis tersebut.
"Sebab, stunting pada anak hanya bisa dicegah lewat asupan bergizi sejak ibu hamil dan anak sebelum 2 tahun. Selebihnya tidak bisa, karena defisiensi nutrisi sudah terjadi dalam jangka waktu lama (kronis) dan menimbulkan dampak permanen," jelasnya.
Charles menjelaskan kondisi yang bisa diperbaiki tanpa batasan umur adalah gizi buruk yakni kondisi ketika berat badan menurut panjang atau tinggi badan anak (BB/TB) lebih rendah daripada rentang angka normal anak seusianya.
"Jadi setelah Ganjar menjelaskan beda stunting dan gizi buruk dalam debat terakhir, Prabowo seharusnya paham dan hendaknya jangan lagi mencampuradukkan penggunaan 2 istilah tersebut saat berkampanye di masyarakat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Sebab hal itu hanya akan membuat masyarakat semakin bingung, dan mendistorsi edukasi kesehatan masyarakat yang selama ini sudah dilakukan pemerintah lewat Kementerian Kesehatan," ujar Charles menandaskan.