Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
TPS yang diserang berlokasi terletak di Datu Unsay, Pulau Mindanao. Wilayah tersebut telah menjadi surga bagi berbagai kelompok bersenjata seperti pemberontak komunis hingga militan Islam.
Menurut keterangan otoritas setempat korban terdiri dari warga yang akan memberikan suara. Mereka mendatangi TPS sebelum dibuka.
"Adalah kebiasaan mereka untuk turun lebih awal dari desa mereka, yang terletak delapan sampai 12 jam berjalan kaki," jelas juru bicara kepolisian Provinsi Maguindanao, Mayor Roldan Kuntong, dikutip dari AFP, Senin (9/5/2022).
Usai serangan pertama, granat turut meledak di kota tetangga, Shariff Aguak. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat ledakan itu.
Pihak berwenang masih memverifikasi motif rentetan serangan. Tetapi, sebagian menduga ledakan granat itu memang terkait dengan pemilu.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, kedua lokasi serangan tersebut berada di Maguindanao. Pada 2009, provinsi itu menjadi tempat kekerasan politik paling mematikan di Filipina.
Saat itu, kelompok bersenjata menyerang para pemilik suara. Seorang panglima perang lokal diduga memerintahkan kelompok tersebut.
Mereka berupaya menghentikan saingannya mengajukan pencalonan. Serangan itu membantai hingga 58 orang. Puluhan korban merupakan jurnalis yang tengah meliput.
Pemilu kerap membawa gejolak di negara dengan budaya politik yang keras itu. Terlebih, Filipina memiliki undang-undang kepemilikan senjata yang longgar.
Pemilihan presiden pada 2016 pun mencatat 133 insiden. Sementara itu, pemilihan paruh waktu 2019 melaporkan 60 insiden.
Polisi Filipina mengatakan, musim pemilu kali ini relatif damai. Tetapi, 16 insiden kekerasan terkait pemilu telah tercatat per Minggu (8/5/2022). Sejak 9 Januari, empat penembakan dan sejumlah penahanan telah dilaporkan.
ADVERTISEMENT
Ribuan personel pun dikerahkan ke seluruh negara itu. Pasukan tersebut terdiri dari kepolisian, angkatan bersenjata dan penjaga pantai. Mereka membantu mengamankan TPS dan surat suara, serta mengawal petugas pemilu.