TPS di Filipina Dilempar Granat, 9 Orang Luka

9 Mei 2022 10:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi granat nanas berkarat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi granat nanas berkarat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lima granat meledak di luar tempat pemungutan suara (TPS) di Filipina pada Minggu (8/5/2022) malam waktu setempat. Serangan itu melukai sembilan orang beberapa jam sebelum pemilu presiden digelar.
ADVERTISEMENT
TPS yang diserang berlokasi terletak di Datu Unsay, Pulau Mindanao. Wilayah tersebut telah menjadi surga bagi berbagai kelompok bersenjata seperti pemberontak komunis hingga militan Islam.
Menurut keterangan otoritas setempat korban terdiri dari warga yang akan memberikan suara. Mereka mendatangi TPS sebelum dibuka.
"Adalah kebiasaan mereka untuk turun lebih awal dari desa mereka, yang terletak delapan sampai 12 jam berjalan kaki," jelas juru bicara kepolisian Provinsi Maguindanao, Mayor Roldan Kuntong, dikutip dari AFP, Senin (9/5/2022).
Seorang warga memberikan suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) selama pemilihan nasional di Manila, Filipina pada Senin (9/5/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Usai serangan pertama, granat turut meledak di kota tetangga, Shariff Aguak. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat ledakan itu.
Pihak berwenang masih memverifikasi motif rentetan serangan. Tetapi, sebagian menduga ledakan granat itu memang terkait dengan pemilu.
ADVERTISEMENT
Warga Filipina mengantre saat akan memberikan suara di tempat pemungutan suara (TPS) selama pemilihan nasional di Manila, Filipina pada Senin (9/5/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Pasalnya, kedua lokasi serangan tersebut berada di Maguindanao. Pada 2009, provinsi itu menjadi tempat kekerasan politik paling mematikan di Filipina.
Saat itu, kelompok bersenjata menyerang para pemilik suara. Seorang panglima perang lokal diduga memerintahkan kelompok tersebut.
Mereka berupaya menghentikan saingannya mengajukan pencalonan. Serangan itu membantai hingga 58 orang. Puluhan korban merupakan jurnalis yang tengah meliput.
Pemilu kerap membawa gejolak di negara dengan budaya politik yang keras itu. Terlebih, Filipina memiliki undang-undang kepemilikan senjata yang longgar.
Warga Filipina memberikan suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) selama pemilihan nasional di Manila, Filipina pada Senin (9/5/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Pemilihan presiden pada 2016 pun mencatat 133 insiden. Sementara itu, pemilihan paruh waktu 2019 melaporkan 60 insiden.
Polisi Filipina mengatakan, musim pemilu kali ini relatif damai. Tetapi, 16 insiden kekerasan terkait pemilu telah tercatat per Minggu (8/5/2022). Sejak 9 Januari, empat penembakan dan sejumlah penahanan telah dilaporkan.
ADVERTISEMENT
Ribuan personel pun dikerahkan ke seluruh negara itu. Pasukan tersebut terdiri dari kepolisian, angkatan bersenjata dan penjaga pantai. Mereka membantu mengamankan TPS dan surat suara, serta mengawal petugas pemilu.