Tragedi di Itaewon: Orang-orang Terjebak di Kerumunan, Lakukan CPR di Jalanan

30 Oktober 2022 6:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah pemandangan menunjukkan kerumunan yang padat, selama festival Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam. Foto: @JANELLES_STORY/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah pemandangan menunjukkan kerumunan yang padat, selama festival Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam. Foto: @JANELLES_STORY/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Ribuan orang berkumpul di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (29/10) untuk merayakan malam Halloween. Banyak dari mereka datang mengenakan kostum hingga topeng. Namun nahas, keramaian berujung tragedi.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 22.20 waktu setempat, pemandangan keramaian berubah drastis. Warga yang mengenakan kostum beragam berlarian, panik. Beberapa di antaranya tergeletak di jalan. Orang-orang lakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) sebagai bentuk pertolongan pertama.
Dikutip dari AFP, 146 orang tewas dalam peristiwa desak-desakan tersebut. Penyebabnya belum dipastikan. Namun distrik Itaewon ini memang populer di ibu kota Korea Selatan. Lokasinya dekat dengan bekas pangkalan militer AS dan terkenal dengan bar dan klubnya.
Ditambah Halloween ini merupakan yang pertama digelar secara terbuka tanpa masker, semenjak pandemi COVID-19 merebak.
"Teman saya berkata: sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di luar," ungkap Jeon Ga-eul (30), yang saat peristiwa terjadi sedang minum di sebuah bar.
"Saya berkata: apa yang Anda bicarakan? Dan kemudian saya pergi ke luar untuk melihat dan ada orang yang melakukan CPR di jalan," begitu kesaksiannya.
Tim penyelamat bekerja di tempat kejadian di mana puluhan orang terluka akibat terinjak-injak saat festival Halloween di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Distrik yang diabadikan oleh Drama Korea populer 2020 yakni Itaewon Class, adalah lorong-lorong yang miring dan berkelok-kelok di kedua sisi jalan utama. Lokasi ini yang menjadi salah satu tujuan orang-orang saat perayaan Halloween.
ADVERTISEMENT
Kerumunan sangat padat terjadi di jalan tersebut, kata saksi mata kepada AFP.
"Ada begitu banyak orang yang didorong, dan saya terjebak di antara kerumunan, dan saya pada awalnya tidak bisa keluar juga," kata Jeon.
"Saya merasa seperti insiden pasti akan terjadi," sambungnya.
Jenazah korban serangan jantung diangkut, usai tragedi festival Halloween di kawasan hiburan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Foto: Jung Yeon-je/AFP
Pertolongan Pertama
Saat peristiwa terjadi, di sebuah gang sempit di dekat Hotel Hamilton di Itaewon, orang-orang saling membantu melakukan penyelamatan pertama. Di hadapkan dengan ratusan korban, para warga yang melintas diminta untuk membantu memberikan CPR kepada orang-orang di jalanan.
Korban yang tewas bergeletakan di jalan, ditutupi dengan selimut atau kain darurat.
Ratusan ambulans berbaris di depan Rumah Sakit Universitas Soon Chun Hyang, yang berada di dekat Itaewon lokasi di mana sejumlah besar korban dibawa untuk mendapatkan pertolongan.
ADVERTISEMENT
Di tempat kejadian, yang telah ditutup oleh polisi, musik masih terus diputar dari beberapa bar.
Mayat para korban tergeletak ditutupi dengan selimut, di tempat kejadian di mana puluhan orang terluka akibat terinjak-injak saat festival Halloween di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Foto: YELIM LEE/AFP
Orang-orang yang lewat dengan bingung duduk di trotoar, memeriksa ponsel mereka. Yang lain menghibur diri mereka sendiri, saling berpelukan bahkan ketika yang lain - tampaknya tidak menyadari skala tragedi yang terjadi dalam peristiwa itu, terus melayangkan pertanyaan kepada temannya.
Usai peristiwa terjadi, polisi menjelajahi lorong-lorong yang dipenuhi puing-puing.
"Selalu ramai, tapi belum pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya," kata Ju Young Possamai (24) seorang bartender di distrik Itaewon.
"Saya telah menghadiri banyak pesta Halloween di Korea," katanya.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini bisa terjadi di Korea, terutama di Itaewon," pungkasnya.