Rekan saya, Latif, mendadak sesenggukan. Ia berupaya menyembunyikan tangisnya dengan menatap dua ponselnya secara bergantian. Sebagai orang yang lahir dan besar di Malang , ia punya ikatan dengan tanah kelahirannya itu—yang sayangnya kini dirudung nestapa.
Ia tak kuat mendengar kisah yang dituturkan di hadapannya. Siang itu, Jumat (7/10), kami menemui keluarga Angger, seorang suporter Arema yang meninggal dunia pada tragedi di Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Ayah Angger, Wiyono, menceritakan kenangan akan anaknya kepada kami.
Sabtu itu, menjelang magrib, Angger pamit untuk nonton Arema di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Wiyono mengiyakan, asalkan Angger lebih dulu salat magrib sebelum berangkat. Setelahnya, Wiyono magriban di musala.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814