Tragedi Zahro Express Tak Pengaruhi Minat Wisatawan ke Pulau Tidung

2 Januari 2017 9:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
KM Zahro yang hendak berlayar. (Foto: Ainul Qolbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KM Zahro yang hendak berlayar. (Foto: Ainul Qolbi/kumparan)
Tragedi terbakarnya kapal Zahro Express yang menelan banyak korban jiwa ternyata tak berpengaruh ke jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Ratusan orang sejak subuh tadi tetap memenuhi Pelabuhan Muara Angke untuk berlayar menikmati pulau eksotis itu.
ADVERTISEMENT
Pagi ini kumparan berlayar ke Pulau Tidung menggunakan Kapal Zahro, kapal sejenis Zahro Express namun beda kelas. kumparan mencoba untuk mereportasekan secara langsung bagaimana kondisi kapal, suasana pelabuhan dan pengalaman nakhoda dalam mengemudikan kapal hingga ke Pulau Tidung.
Tiket Kapal Express dapat dibeli dengan harga Rp. 45.000. Sebelum masuk ke dalam kapal para penumpang wajib mengisi manifes secara begantian.
Tampak penumpang berbaring di dalam KM Zahro. (Foto:  Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tampak penumpang berbaring di dalam KM Zahro. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Manifes ini adalah permasalahan yang kemarin muncul saat kapal Zahro Express terbakar. Data di manifes kapal tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang sebenarnya.
“Justru yang bermasalah banyak kapal gede yang ber-ac, salah satunya Kapal Zahro Express itu sering mati mesin memang,” kata juru parkir kapal di Pelabuhan Muara Angke Solikin, Senin (2/1).
ADVERTISEMENT
Jumlah penumpang kapal saat ingin berangkat terhitung lebih dari seratus orang. Mereka rata-rata yang pergi merupakan satu keluarga.
Tampak penumpang KM Zahro bersama anaknya. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tampak penumpang KM Zahro bersama anaknya. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Ketika sudah masuk ke dalam kapal, penumpang ada yang duduk di bangku yang disediakan namun tak sedikit dari mereka yang memilih lesehan. Barang bertumpuk pun menemani para penumpang yang duduk melingkar saling berhadapan.
Ada lebih dari 100 pelampung yang tersedia di kapal tersebut. Namun tak ada imbauan dari nakhoda ataupun anak buah kapal lainnya untuk memakai pelampung atau life jacket.
“Alhamdulillah selama ini aman,” tutur nakhoda kapal Zahro yang ditumpangi kumparan, Tawa saat berbincang di atas kapal.
Keluarga ini tetap naik KM Zahro Express.  (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga ini tetap naik KM Zahro Express. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Kemarin, Kapal Zahro Express terbakar sesaat setelah berangkat dari Pelabuhan Muara Angke. 23 orang sejauh ini dilaporkan tewas. Penyebab terbakarnya kapal masih diselidiki namun dugaan sementara penyebabnya adalah korsleting di bagian mesin.
ADVERTISEMENT
Sejumlah permasalahan muncul setelah kejadian nahas tersebut terjadi. Salah satunya perbedaan data di manifes dengan jumlah penumpang sebenarnya. Selain itu asuransi pun tak tersedia.
Di tengah sejumlah pemasalahan yang ada Pulau Tidung tetap menarik perhatian warga Ibu Kota dengan segala keterbatasan akomodasi menuju ke sana. Namun bukankah lebih baik jika persoalan akomodasi ini lebih diperhatikan?
Evakuasi Kapal Zahro Express yang Terbakar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Evakuasi Kapal Zahro Express yang Terbakar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)