Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Transformasi Jokowi: dari Penjual Mebel hingga Jadi Presiden
19 Desember 2017 15:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Sebelum menjabat sebagai Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo lebih dulu memulai kariernya sebagai seorang pengusaha furnitur.
ADVERTISEMENT
Di kampung halamannya, Solo, ia bergulat jatuh bangun mengembangkan bisnis tersebut. Mulai dari mencari modal hingga mengurus karyawan.
Dalam akun Facebooknya, Jokowi mengunggah foto ketika dia masih menjadi pengusaha mebel. Jokowi menceritakan sudah 27 tahun menjadi pengusaha mebel dan usaha tersebut hingga kini masih berjalan meski dia sudah menjadi Presiden.
"Perusahaan saya mengekspor meubel ke Eropa, Amerika, lalu sekarang banyak juga ke Korea dan Jepang. Jadi saya tahu betul seluk-beluk berusaha," tulis Jokowi di status Facebooknya, Selasa (19/12).

Jokowi mengisahkan bagaimana susahnya cari modal usaha di awal-awal, kemudian berkeliling mencari pembeli, mengurus perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, pegawai, dan mengurusi alat-alat produksi.
"Tapi, terus terang, saya sedih tiga anak saya tak satu pun yang mau meneruskan usaha saya. Kurang apa? Pabriknya ada, alat-alat produksinya ada, karyawannya ada," katanya.
ADVERTISEMENT
"Yang bikin “shock”, waktu anak sulung saya Gibran datang: "Pak, saya mau jualan martabak”. Dalam hati saya, “Waduh, jualan martabak'," tambah Jokowi.
Meski kaget Jokowi tetap merestui keinginan Gibran. Bahkan menurutnya saat ini brand value martabak Gibran sudah mengalahkan brand value mebel miliknya.
"Merek usaha martabak Gibran nilainya lima kali lipat dari merek pabrik kayu saya," katanya.
Begitupun saat putra bungsunya, Kaesang Pangarep berniat untuk jualan pisang goreng. Jokowi tidak kaget lagi dan memberikan restunya.
"Itulah sebabnya saya tidak kaget lagi ketika tiga bulan lalu, anak bungsu saya Kaesang, juga datang dan menyampaikan: “Pak, saya mau jualan pisang goreng." Ya sudah," katanya.
Kisah perjuangannya menjadi pengusaha mebel juga diceritakan Jokowi saat menghadiri acara bertajuk Entrepreneurs Wanted di Bandung.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah 27 tahun berusaha (furnitur) sampai sekarang masih hidup. Ekspor ke Eropa, Amerika. Sekarang banyak ke Korea, Jepang," ujarnya pada Senin (18/12) di Sasana Budaya Ganesa kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kepiawaian Jokowi dalam mengembangan bisnis furnitur kayu, tak lepas dari ilmu yang ia dapatkan ketika mengambil konsentrasi Kehutanan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Di bangku kuliah itulah, tekadnya untuk mendirikan bisnis furnitur semakin bulat. Bahkan bukan tanpa hambatan, Jokowi mengaku sembilan tahun berbisnis, ia belum melihat adanya tanda-tanda keberhasilan.
Namun kegigihannya itu akhirnya membuahkan hasil. Kini furnitur kayu bikinan Jokowi siap bersaing di mancanegara dan mulai di ekspor ke Eropa hingga Amerika.
Ketika kerajaan bisnisnya semakin menggurita dan stabil, Jokowi tergugah hatinya untuk ikut memajukan pembangunan di Kota Solo.
ADVERTISEMENT
Kehidupan politiknya dimulai ketika ia mendirikan sebuah organisasi yang dikhususkan untuk pengusaha mebel dan kerajinan di Solo bernama Asmindo.

Selanjutnya, tahun 2005 ia ikut mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo, keputusannya untuk terjun di dunia politik bukan tanpa halangan. Keinginan tersebut sempat tak didukung oleh istri dan anak-anaknya.
Namun keputusannya sudah bulat demi menyejahterakan dan pemerataan pembangunan di kota Solo. Jokowi maju dan terpilih menjadi wali kota bersama wakilnya Rudy yang diusung oleh PDI Perjuangan, dengan mengantongi 36,62 persen suara.
Setapak demi setapak jalur politik ia lalui, selama dua periode Jokowi terpilih sebagai Wali Kota Solo. Di tengah tugasnya memimpin kota Solo, tahun 2012 Jokowi harus hijrah ke ibu kota untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta bersama wakilnya, Ahok.

Semenjak terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta tahun 2012, kepopuleran Jokowi semakin melambung. Meski baru di dunia politik, kiprah Jokowi sebagai pemimpin banyak mendapatkan perhatian serta dukungan publik.
ADVERTISEMENT
MRT, Kartu Jakarta Sehat (KJS), dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah beberapa kebijakan yang dibuat Jokowi untuk menjadikan Jakarta lebih baik.
Dua tahun menjabat sebagai gubernur DKI, tahun 2014 Jokowi diusulkan oleh PDI Perjuangan untuk maju ke pemilihan presiden bersama wakilnya, Jusuf Kalla.
Hingga akhirnya Jokowi menang dengan perolehan suara 53,19 persen mengalahkan lawannya Prabowo-Hatta dengan 46,81 persen suara.
Karena gaya kepemimpinannya yang membumi, media internasional The New York Times menjulukinya sebagai 'demokrasi jalanan'.