Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
ADVERTISEMENT
Kemacetan menjadi masalah setiap kota besar, termasuk Jakarta. Menyadari hal ini, Pemprov DKI melakukan segala upaya untuk menurunkan tingkat kemacetan di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Sejumlah cara sudah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Mulai perbaikan kualitas transportasi umum hingga kebijakan ganjil genap sudah dilakukan.
Hasilnya, tingkat kemacetan Jakarta turun 8 persen di tahun 2018. Hal ini disampaikan oleh lembaga pengukur tingkat kemacetan kota-kota di dunia, TomTom Traffic Index.
Turunnya tingkat kemacetan ini membuat posisi Indonesia sebagai kota termacet di dunia turun dari sebelumnya posisi 4 menjadi 7. Penurunan ini menjadi yang terbesar di antara kota-kota lainnya, dari total 403 kota yang diteliti.
Dikutip dari laman TomTom Traffic Index, Senin (17/6), tingkat kemacetan Jakarta pada tahun 2017 tercatat 61 persen. Lalu di tahun 2018 turun menjadi 53 persen.
Selain itu, data memaparkan kemacetan paling parah terjadi pada 15 Februari 2018, dengan tingkat kemacetan 95 persen. Sedangkan, tingkat kemacetan terkecil terjadi pada 18 Juni 2018 atau saat libur Lebaran.
Pada perjalanan pagi hari, rata-rata pengendara membutuhkan waktu tambahan sekitar 19 menit dengan tingkat kemacetan 63 persen. Sedangkan perjalanan malam hari pengendara membutuhkan waktu tambahan 26 menit, dengan tingkat kemacetan 88 persen.
ADVERTISEMENT
“Mudah-mudahan tahun ini lebih tinggi (angka kemacetan turun) karena angka ini (data) tahun 2018 sebelum ada MRT. Mudah-mudahan dengan ada MRT di tahun ini bisa lebih baik lagi,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk terus menurunkan angka kemacetan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
Dalam Ingub ini, ada 7 langkah untuk menurunkan kemacetan di Jakarta yang berujung pada penurunan polusi. Langkah itu, yakni usia angkutan umum harus di bawah 10 tahun, perluasan kebijakan ganjil genap, memperketat uji emisi kendaraan pribadi, mendorong warga ke moda transportasi umum.
Lalu, mengendalikan sumber polutan tidak bergerak, optimalisasi penghijauan, dan merintis peralihan ke energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ganjil genap merupakan salah satu poin penting dalam menurunkan kemacetan. Sebelumnya, ganjil genap hanya berlaku di Jalan Sudirman, MH Thamrin, Gatot Subroto, dan Medan Merdeka Barat.
Kebijakan ini diperluas di 26 ruas jalan di seluruh wilayah Jakarta. Jamnya pun bertambah menjadi pukul 06.00-10.00 di pagi hari dan pukul 16.00-21.00 WIB di malam hari. Ini termasuk di akses keluar dan masuk tol.
Tak hanya itu, perbaikan transportasi umum juga terus dilakukan. MRT, Transjakarta, Jak Lingko hingga perluasan jalur sepeda.
"Ketika MRT kita luncurkan itu kita targetkan bisa mendapatkan penumpang per hari rata-rata 65 ribu. Dengan kita melakukan pengintegrasian, alhamdulillah target itu sudah terlampaui. Ini indikasi bahwa babak awal integrasi sudah menunjukkan tanda yang positif," tutur dia.
Adanya sistem ganjil genap ditambah peningkatan kualitas transportasi umum terbukti meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Anies mengungkapkan, jumlah pengguna kendaraan umum di Jakarta pada 2017 rata-rata 340 ribu per hari. Kemudian, saat ini pengguna transportasi umum terintegrasi meningkat pesat menjadi 655 ribu orang per hari.
"Jadi kalau (peningkatan) per tahun insyaallah per tahun dari 145 juta, insyaallah akan meningkat jadi lebih dari 270 juta penumpang per tahun," ucap Anies.
Hal ini tentu sangat berdampak besar pada kepadatan lalu lintas di Jakarta karena semakin banyak warga yang beraktivitas menggunakan kendaraan umum.
"Kalau sekarang 25 persen warga pakai kendaraan umum, 75 persen kendaraan pribadi. 2030 berbalik menjadi 75 persen kendaraan umum, 25 persen kendaraan pribadi. Arah ke sana kita lakukan sekarang," ujarnya.