Tren COVID-19 Eropa Kembali Melonjak, Varian Delta Jadi Penyebab

19 Juli 2021 11:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis membawa pasien virus corona dari ambulans menuju rumah sakit S Thomas di London, Inggris. Foto: REUTERS/Hannah McKay
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis membawa pasien virus corona dari ambulans menuju rumah sakit S Thomas di London, Inggris. Foto: REUTERS/Hannah McKay
ADVERTISEMENT
Kasus corona di negara-negara benua Eropa sempat menunjukkan tren penurunan infeksi dan kematian pada April hingga Juni lalu. Tetapi kini grafiknya mulai kembali menanjak dalam sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Dari data yang dihimpun oleh Worldometers.info, dari 47 negara dan wilayah dependensi di Eropa, tercatat total kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir mencapai 874.322 infeksi.
Sementara dalam kurun waktu satu pekan sebelumnya, kasus kumulatif tercatat 645.841 infeksi. Berarti, tren kasus mengalami peningkatan hingga 35%.
Kematian juga mengalami tren peningkatan. Dalam sepekan terakhir, seluruh negara dan wilayah Eropa melaporkan jumlah kematian hingga 6.690 jiwa. Sepekan sebelumnya, tercatat ada 6.412 kematian. Sehingga, terjadi peningkatan sebesar 4%.
Prancis menjadi salah satu negara Eropa dengan tren peningkatan kasus yang sangat tinggi dalam satu pekan terakhir, yakni hingga 108%. Bahkan, pada tiga hari belakangan, penambahan kasus corona harian negara ini selalu berada di atas angka 10.000 infeksi.
Tenaga medis merawat pasien positif Covid-19 dalam gerbong kereta cepat TGV di Stasiun Gare d Austerlitz, Paris, Prancis, Rabu (1/4). Foto: Thomas Samson/Pool via REUTERS
Dalam sepekan terakhir, Prancis melaporkan total kasus sebanyak 55.091 infeksi. Ini melonjak dengan signifikan, mengingat sepekan sebelumnya tercatat hanya 26.436 infeksi.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan negara-negara maju lainnya seperti Austria (peningkatan 143%), Italia (103%), Swiss (89%), Denmark (76%), Belanda (78%), Jerman (62%), Britania Raya (44%), Spanyol (35%), dan Portugal (20%).
Total ada 37 negara dan wilayah dependensi yang mengalami tren lonjakan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir, sementara 10 lainnya mengalami penurunan.
Sementara, tren kematian di sejumlah negara besar juga mengalami peningkatan, seperti Denmark (50%), Britania Raya (39%), Belanda (22%), dan Portugal (16%).
Namun, beberapa negara dengan tren peningkatan kasus yang sangat tinggi cenderung mengalami penurunan pada tren kematian. Seperti Prancis yang trennya menurun hingga 10%, dari 164 jiwa pekan lalu menjadi 147 jiwa dalam sepekan terakhir.
Rumah sakit di Belanda saat mengevakuasi pasien corona asal Jerman Foto: AP Photo/Martin Meissner
Kematian di Italia selama sepekan terakhir menurun hingga 18% (112 jiwa ke 92 jiwa), Jerman 30% (183 ke 129), Austria 57% (14 ke 6), dan Spanyol 8% (88 ke 81).
ADVERTISEMENT
Terdapat 12 negara Eropa yang mengalami tren peningkatan kematian akibat COVID-19, 15 negara dengan tren kematian yang statis (0%), dan 20 negara dengan penurunan tren kematian.

Varian Delta Jadi Ancaman

Melonjaknya kasus dan kematian akibat corona di sejumlah negara ini tak lain disebabkan oleh merebaknya varian Delta, strain virus corona yang jauh lebih menular.
Dikutip dari AFP, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) memprediksi peningkatan kasus COVID-19 yang tajam, bahkan hampir 5 kali lipatnya, pada 1 Agustus mendatang.
Selain karena penyebaran varian Delta, pelonggaran kebijakan pembatasan di sejumlah negara juga menjadi faktor penyebab prediksi melesatnya infeksi ini.
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
Dalam laporan mingguan ECDC, mereka memprediksikan angka kejadian dalam satu pekan hingga 420 kasus per 100 ribu penduduk pada 1 Agustus. Sementara dalam sepekan selanjutnya, angka itu diperkirakan melesat hingga di atas 620 kasus per 100 ribu penduduk.
ADVERTISEMENT
“Pemburukan situasi epidemiologi saat ini yang masih berlanjut di banyak negara, diprediksikan untuk terus berlanjut, mengingat adanya peningkatan varian Delta yang cepat,” ujar ECDC dalam laporan yang dirilis pada 16 Juli 2021.
Meskipun hospitalisasi (perawatan di rumah sakit) dan kematian akibat COVID-19 juga diperkirakan akan meningkat, lajunya akan lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh vaksinasi corona yang masih berlangsung cepat hingga sekarang.
Vaksinasi di Jerman. Foto: Alessia Cocca/Reuters
Saat ini, angka hospitalisasi cenderung stabil di banyak negara. Namun, jumlah kematian yang berkaitan dengan COVID-19 diperkirakan akan mencapai 10 kematian per 1 juta jiwa. Ini meningkat dari pekan sebelumnya yang berada pada angka 6,8.
ECDC memprediksi sebanyak 20 negara akan mengalami peningkatan kasus pada dua pekan ke depan. Sementara, kematian diperkirakan akan melesat di sembilan negara: Belanda, Lithuania, Luksemburg, Malta, Portugal, Siprus, Slovenia, Spanyol, dan Yunani.
ADVERTISEMENT