Tri Fajar Firmansyah Pendukung PSS Korban Salah Sasaran Ribut Suporter Meninggal

3 Agustus 2022 10:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana duka di kediaman Tri Fajar Firmansyah (23) pendukung PSS Sleman yang jadi korban salah sasaran, di Pedukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana duka di kediaman Tri Fajar Firmansyah (23) pendukung PSS Sleman yang jadi korban salah sasaran, di Pedukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana duka tampak di RT 13 RW 04 Pedukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Tri Fajar Firmansyah (23), pendukung PSS Sleman yang jadi korban salah sasaran dalam ribut-ribut suporter dengan warga DIY pada 25 Juli 2022, meninggal dunia pada Selasa (2/8).
ADVERTISEMENT
Wahyudi (59), ayah Tri Fajar, menjelaskan bahwa putranya mengembuskan napas terakhir di RSPAU Hardjolukito pada pukul 14.10 WIB. Tri Fajar sempat dirawat selama 8 hari di rumah sakit itu dalam kondisi tak sadarkan diri.
"Tidak sadar 8 hari. Masuk malam Selasa (Senin 25 Juli) dumugi (sampai) Selasa (kemarin) belum sadar," kata Wahyudi ditemui di rumah duka, Rabu (3/8).
Wahyudi menjelaskan bahwa Tri Fajar memang pendukung PSS Sleman. Namun, sang anak tak tahu apa-apa tentang keributan yang melibatkan suporter.
Wahyudi mengatakan bahwa sore sebelum kejadian, Tri Fajar makan bersama dengannya. Saat itu, Tri Fajar sempat meminta disuapin makanan oleh sang ayah.
"Sore njaluk maem [makan] pas akan kejadian itu. Jaluk maem jaluk dulang sama saya (sore minta makan pas akan kejadian tersebut, minta makan minta disuapin sama saya)," katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Wahyudi salat. Sementara, Tri Fajar ditelepon diajak temannya keluar untuk main. Wahyudi meluruskan bahwa anak bukan juru parkir, melainkan bekerja sebagai driver online makanan. Pada saat kejadian, sang anak kebetulan saja berada di supermarket di wilayah Babarsari itu.
"Saya di rumah, kok malah dapat kabar anakku kena alangan (musibah). Kulo keloro-keloro atiku, mas (sakit hati saya mas)," bebernya.
"Anak saya tidak (jaga) parkir, biasanya cuma kerja Shopee mas. sama teman-temannya cuma main. Arang-arang (jarang-jarang) di Mirota (supermarket) itu," katanya.
Tri Fajar anak terakhir dari tiga bersaudara itu diduga dikeroyok oleh sejumlah orang. Wahyudi bercerita, anaknya sampai terjatuh dua kali saat itu.
"Kemungkinan dikeroyok. Tibo ping kalih, Mas (jatuh dua kali mas)," bebernya.
ADVERTISEMENT
Wahyudi berharap kasus ini bisa diusut dengan tuntas oleh kepolisian. Dia tak hal ini merembet ke mana-mana dan cukup Tri Fajar korban.
"Inggih (diusut dengan tuntas) biar tidak merembet. Anak saya sendiri (saja) yang dapat alangan (musibah) ini," pungkasnya.
Wahyudi (59), ayah Tri Fajar Firmansyah (23) korban meninggal dunia dalam ribut-ribut suporter dari Solo dengan warga beberapa waktu lalu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dukuh Tambakbayan, Widodo, mengatakan Tri Fajar mengalami luka parah di kepala bagian belakang. Diduga, Tri Fajar mengalami pukulan benda tumpul.
"Iya parah di belakang ini (kepala). Dipukul apa gimana kurang tahu. Ya mungkin benda tumpul," beber Widodo.
Widodo pun berharap agar kasus ini diusut tuntas dan hukum ditegakkan. Dia tak ingin kasus seperti ini terulang kembali apalagi menimpa orang yang tidak tahu apa-apa..
"Harapan kami diselesaikan secara hukum tuntas begitu. Mudah-mudahan tidak terulang lagi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Polres Sleman sudah menetapkan 2 tersangka dalam kasus penganiayaan juru parkir di sebuah supermarket di Babarsari, Depok, Kabupaten Sleman. Juru parkir tersebut diketahui merupakan korban salah sasaran saat ribut-ribut antara suporter dari Solo dengan warga.
Kasi Humas Polres Sleman AKP Edy Widaryanta mengatakan dari 10 orang yang diperiksa, polisi telah menetapkan 2 tersangka.
"Ada 2 tersangka yang sudah ditetapkan tapi untuk yang lain sementara proses apakah nanti ada (tersangka lain) pengembangan masih dalam penyelidikan," kata Edy di Polres Sleman, Kamis (28/7).
Saat disinggung apakah kedua tersangka ini merupakan bagian dari salah satu kelompok suporter, Edy mengatakan bahwa hal itu masih terus didalami oleh penyidik.
"Masih didalami, belum ada pengakuan dari mereka apakah suporter dari mana belum," katanya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan Edy bahwa kedua pelaku ini menganiaya korban yang sebenarnya tidak tahu apa-apa. Akibatnya, juru parkir tersebut harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Mereka itu juga nggak tahu (korban) tukang parkir. Setelah terjadi itu baru diketahui mereka tukang parkir gitu," katanya.
Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rony Prasadana menjelaskan bahwa insiden penganiayaan itu merupakan buntut dari ribut-ribut suporter. Korban diketahui mengalami luka di bagian kepala.
"Korban sedang kondisi kritis ada luka di kepala belakang retak. Ini dari dokter tapi hasil resminya kami harus melakukan menunggu visumnya tapi secara kasat mata kepala belakang retak dan ada pembengkakan di kepala akibat serangan benda tumpul," kata Rony, Selasa (26/7).