Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Tri Fajar jadi Korban Salah Sasaran, Suporter PSS Tak Yakin Pelaku Hanya 2 Orang
3 Agustus 2022 11:55 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Tri Fajar Firmansyah (23) pendukung PSS Sleman yang jadi korban salah sasaran dalam ribut-ribut suporter Persis Solo dengan warga DIY 25 Juli 2022 lalu, meninggal dunia, pada Selasa (2/8/2022).
ADVERTISEMENT
"Dari keluarga besar BCS yang pertama kita mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya semoga almarhum Mas Fajar husnul khotimah dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Zulfikar salah satu perwakilan BCS saat di rumah duka di di RT 13 RW 04 Pedukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (3/8/2022).
Fikar mengatakan pihaknya tak yakin pelaku penganiaya Tri Fajar hanya berjumlah 2 orang. Melihat dari luka yang dialami korban, dia yakin pelaku lebih dari 2 orang.
"Dari kami dari BCS yang jelas ini harus diusut tuntas. Karena pelaku enggak mungkin cuma 2 orang. Menurut info dari Polres kemarin kan 2 orang. Ini kan kalau melihat lukanya saya yakin lebih dari 2 orang," katanya.
ADVERTISEMENT
Dia pun meminta agar kepolisian baik itu Polda DIY maupun Polres Sleman agar mengusut kasus ini secara tuntas agar kasus terang benderang.
Di sisi lain, Fikar pun meminta kepada para pendukung PSS Sleman untuk dapat menahan emosi dan mempercayakan hal ini pada pihak yang berwajib.
Lanjut Fikar, sejumlah suporter dari PSS Sleman juga hadir ke rumah duka. Mereka ingin mengantarkan Tri Fajar ke peristirahatan terkahir.
"Teman-teman mengantar. Mungkin ribuan," katanya.
Wahyudi (59) ayah Tri Fajar menjelaskan bahwa putranya mengembuskan napas terakhir kemarin di RSPAU Hardjolukito pada pukul 14.10 WIB. Tri Fajar diketahui dirawat selama 8 hari di rumah sakit itu dalam kondisi tak sadarkan diri.
"Tidak sadar 8 hari. Masuk malam Selasa (Senin 25 Juli) dumugi (sampai) Selasa (kemarin) belum sadar," kata Wahyudi ditemui di rumah duka, Rabu (3/8/2022).
ADVERTISEMENT
Wahyudi menjelaskan bahwa Tri Fajar memang pendukung PSS Sleman. Sang anak tak tahu apa-apa tentang keributan yang melibatkan suporter dari Solo dengan warga itu.
Wahyudi mengatakan bahwa sore sebelum kejadian, Tri Fajar makan bersama dengan Wahyudi. Saat itu Tri Fajar sempat meminta disuapin makanan oleh sang ayah.
"Sore njaluk maem pas akan kejadian itu. Jaluk maem jaluk dulang sama saya (sore minta makan pas akan kejadian tersebut, minta makan minta disuapin sama saya)," katanya.
Setelah itu, Wahyudi salat. Sementara, Tri Fajar ditelepon diajak temannya keluar untuk main. Wahyudi meluruskan bahwa anak bukan juru parkir, anaknya bekerja sebagai driver online makanan. Sang anak kebetulan saja berada di supermarket di wilayah Babarsari itu.
ADVERTISEMENT
"Saya di rumah, kok malah dapat kabar anakku kena alangan (musibah). Kulo keloro-keloro atiku mas (sakit hati saya mas)," bebernya.
"Anak saya tidak (jaga) parkir, biasanya cuma kerja Shopee mas. sama teman-temannya cuma main. Arang-arang (jarang-jarang) di Mirota (supermarket) itu," katanya.
Tri Fajar anak terakhir dari tiga bersaudara itu diduga dikeroyok oleh sejumlah orang. Wahyudi bercerita, anaknya sampai terjatuh dua kali saat itu.
Polres Sleman sebelumnya telah menetapkan 2 tersangka dalam kasus penganiayaan juru parkir di sebuah supermarket di Babarsari, Depok, Kabupaten Sleman. Juru parkir tersebut diketahui merupakan korban salah sasaran saat ribut-ribut antara suporter dari Solo dengan warga.
Kasi Humas Polres Sleman AKP Edy Widaryanta mengatakan dari 10 orang yang diperiksa, polisi telah menetapkan 2 tersangka.
ADVERTISEMENT
"Ada 2 tersangka yang sudah ditetapkan tapi untuk yang lain sementara proses apakah nanti ada (tersangka lain) pengembangan masih dalam penyelidikan," kata Edy di Polres Sleman, Kamis (28/7/2022).
Saat di singgung apakah kedua tersangka ini merupakan bagian dari salah satu kelompok suporter, Edy mengatakan bahwa hal itu masih terus didalami oleh penyidik.
"Masih didalami, belum ada pengakuan dari mereka apakah suporter dari mana belum," katanya.
Dijelaskan Edy bahwa kedua pelaku ini menganiaya korban yang sebenarnya tidak tahu apa-apa. Akibatnya, juru parkir tersebut harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Mereka itu juga nggak tahu (korban) tukang parkir. Setelah terjadi itu baru diketahui mereka tukang parkir gitu," katanya.