Trump dan Putin Siap Bahas Kesepakatan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Pekan Ini

17 Maret 2025 11:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Trump dan Putin. Foto: REUTERS/Carlos Barria
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Trump dan Putin. Foto: REUTERS/Carlos Barria
ADVERTISEMENT
Donald Trump dan Vladimir Putin dijadwalkan berbicara pada Selasa (18/3) untuk membahas peluang gencatan senjata di perang Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
“Saya akan berbicara dengan Presiden Putin pada hari Selasa. Banyak pekerjaan telah dilakukan selama akhir pekan," kata Trump kepada wartawan di Air Force One dalam penerbangan dari Florida ke Washington.
“Kami ingin melihat apakah kami dapat mengakhiri perang itu. Mungkin kami bisa, mungkin juga tidak, tetapi saya pikir kami memiliki peluang yang sangat bagus,” tambah Trump, seperti diberitakan Reuters.
Sebelumnya, Utusan AS, Steve Witkoff, mengatakan pertemuannya dengan Putin di Moskow pada Kamis (13/3) pekan lalu berjalan positif dan komunikasi terus berlangsung dengan Ukraina.
“Saya berharap ada panggilan telepon antara kedua presiden minggu ini,” kata Witkoff kepada CNN, Minggu (16/3), menambahkan bahwa diskusi bisa membawa perkembangan signifikan.
Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff berbicara dalam Pertemuan Puncak Prioritas FII di Miami Beach, Florida, Kamis (20/2/2025). Foto: Chandan Khanna/AFP
Trump mendorong Putin untuk menerima gencatan senjata 30 hari yang sudah disetujui Ukraina.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pertempuran terus berlanjut dengan Rusia semakin mendekati penguasaan penuh atas Kursk, wilayah Rusia barat yang dikuasai Ukraina selama beberapa bulan terakhir.
Trump dalam unggahan di media sosial menegaskan adanya peluang besar perang bisa diakhiri. Ia juga meminta Putin menahan diri agar ribuan tentara Ukraina yang mundur dari Kursk tidak dibunuh.
Kremlin menyatakan Putin bersedia mempertimbangkan permintaan Trump, dengan catatan pasukan Ukraina harus menyerah.
Witkoff mengatakan Rusia telah mengirim pesan kepada Trump berisi rincian rencana gencatan senjata. Namun, ia mengakui masih ada perbedaan yang perlu dijembatani.

Tantangan di Meja Perundingan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: JULIA DEMAREE NIKHINSON/AFP
Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz menilai gencatan senjata tidak akan mudah dicapai.
Waltz pun menyinggung pertanyaan mendasar: “Apakah kita akan mengusir setiap tentara Rusia dari setiap jengkal tanah Ukraina?”
ADVERTISEMENT
Rubio menegaskan kesepakatan damai membutuhkan negosiasi panjang dan konsesi dari kedua pihak.
“Sulit untuk membahas perdamaian ketika mereka masih saling menyerang,” ujarnya kepada CBS.
Trump juga memperingatkan, jika gencatan senjata gagal, perang bisa meluas menjadi konflik global.
Sebagai langkah strategis, pemerintahannya mengakhiri izin transaksi energi AS dengan lembaga keuangan Rusia.

Respons Ukraina dan Barat

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyetujui gencatan senjata 30 hari tetapi skeptis terhadap niat Putin. Ia menilai Rusia hanya mengulur waktu tanpa komitmen serius.
Mengutip Guardian, Zelensky meminta gencatan senjata harus disertai jaminan keamanan dari Barat.
Trump menolak memberi jaminan langsung, sementara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berusaha membentuk koalisi penjaga perdamaian.
Namun, inisiatif ini sulit terwujud tanpa dukungan AS, dan Rusia menolak kehadiran pasukan asing di Ukraina.
Api membakar sebuah bangunan yang hancur akibat serangan rudal Rusia saat konflik Rusia dan Ukraina di Kryvyi Rih, Ukraina, Rabu (5/3/2025). Foto: Ukraine in Dnipropetrovsk region/Handout via REUTERS
Sementara diskusi terus berlanjut, serangan udara intensif masih terjadi. Zelensky melaporkan lebih dari 1.000 drone dan 1.300 bom berpemandu Rusia menghantam Ukraina dalam sepekan terakhir. Kiev juga melancarkan serangan balasan ke wilayah Rusia.
ADVERTISEMENT
Para sekutu mempertanyakan apakah pendekatan ini akan menghasilkan perdamaian atau justru memberi kemenangan diplomatis bagi Rusia.
Waltz menegaskan negosiasi akan mencakup status masa depan Ukraina dan jaminan keamanan.
Namun, ia menilai keanggotaan NATO bagi Ukraina “sangat tidak mungkin”.