news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Trump Ejek Negara Afrika saat Pidato: Tak Ada Ada yang Pernah dengar Lesotho

5 Maret 2025 12:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato dalam kongres di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (4/3/2025). Foto: Allison Robert/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato dalam kongres di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (4/3/2025). Foto: Allison Robert/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump mengejek negara kecil di selatan Afrika, Lesotho, saat berpidato di hadapan Kongres AS.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Trump menyinggung soal dana bantuan kemanusiaan yang dipotong oleh AS. Ia mengungkapkan, AS mengucurkan dana jutaan USD untuk mempromosikan LGBTQI+ di negara yang tak pernah dikenal orang-orang, Lesotho.
"8 juta USD untuk mempromosikan LGBTQI+ di negara Afrika, Lesotho," kata Trump yang tampak kesulitan mengucapkan nama negara itu, dikutip dari AFP, Rabu (5/3).
"Negara yang tidak pernah didengar orang-orang," lanjut Trump. Wakil Presiden JD Vance dan Ketua DPR AS Mike Johnson tersenyum di belakangnya.
Lesotho merupakan salah satu negara dengan tingkat HIV/AIDS tertinggi di dunia. AS membantu Lesotho dengan menyediakan obat dan bantuan sosial lainnya, termasuk meningkatkan kesadaran di antara kamu minoritas seksual yang menghadapi stigma.
AS telah berkomitmen lebih dari USD 630 juta sejak 2006 untuk upaya anti HIV/AIDS di Lesotho.
ADVERTISEMENT
AS juga tahun lalu menandatangani kesepakatan senilai USD 300 juta untuk mempromosikan kesehatan dan produksi tanaman di Lesotho melalui Millennium Challenge Corporation, yang memberikan dana AS untuk negara berkembang yang memenuhi standar demokrasi dan pemerintahan baik.
Sejak memerintah AS pada Januari lalu, Trump telah membatalkan lebih dari 90% bantuan luar negeri AS. Ia mengatakan hal itu tidak sesuai dengan kepentingan AS dan uangnya lebih baik untuk pemotongan pajak.
Di bawah bimbingan miliarder yang lahir di Afrika Selatan, Elon Musk, Trump telah menutup Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
Di periode pertama pemerintahannya, Trump menunjukkan ketertarikan yang minim terhadap Afrika.