Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Trump Hadiri Peribadatan Nasional Bersama Tokoh Lintas Agama
22 Januari 2017 1:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
![Trump berdoa di gereja pasca pelantikan. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1485017117/khp3ujh2qgqlzjnj3eod.jpg)
Rangkaian inaugurasi Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, ditutup dengan Ibadah Nasional. Trump bersama wakilnya, Mike Pence, saat ini sedang menghadiri acara peribadatan yang diberi nama National Prayer Service.
ADVERTISEMENT
Trump menghadiri rangkaian terakhir itu di Katedral Nasional di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu (21/1) pagi waktu setempat. Meskipun diselenggarakan di Katedral, acara ini dikemas dengan semangat lintas iman yang ikut mengundang beberapa tokoh agama yang dipeluk oleh rakyat AS.
Seperti dilansir Reuters, Trump didampingi Ibu Negara Melania Trump hadir bersama pemuka agama dari puluhan kepercayaan yang ada di AS.
![Trump dan Imam Mohamed Magid. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1485023884/n9c99zwpyowmgxjkpdum.jpg)
Pemberkatan di Katedral satu hari pasca pelantikan adalah tradisi lama yang dijalani oleh setiap Presiden AS. Tradisi ini dimulai oleh Presiden pertama AS, George Washington. Washington memulai hari pertamanya sebagai presiden AS dengan menghadiri upacara peribadatan di Gereja. Kebiasaan ini selanjutnya diikuti oleh seluruh Presiden AS yang kemudian dimasukkan ke dalam rangkaian resmi acara pelantikan.
ADVERTISEMENT
Semangat lintas iman sudah ada saat pelantikan periode kedua Barack Obama pada tahun 2013. Obama hadir di acara tersebut bersama puluhan pemuka agama yang terdiri dari perwakilan Muslim, Evangelis, Kristen Ortodoks, Sikhs, dan Yahudi.
Akan tetapi, peribadatan kali ini cukup rumit apabila mengingat sentimen agama yang dimunculkan sendiri oleh Trump. Dilansir Foxnews, Trump memiliki hubungan rumit dengan umat beragama di Amerika.
Pada pemilu presiden 2016, Trump berhasil memenangkan lebih dari 80 persen suara kaum Evangelik. Di sisi lain, Trump memiliki propaganda yang cenderung mendiskreditkan Islam. Meskipun demikian, ibadah di Katedral ini berlangsung khidmat dan menuai pujian.