Trump Kritik Putin: Mungkin Dia Tak Ingin Hentikan Perang, Hanya Manfaatkan Saya

27 April 2025 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump bertemu, saat mereka menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4/2025). Foto: Ukrainian Presidential Press Service via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump bertemu, saat mereka menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4/2025). Foto: Ukrainian Presidential Press Service via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertanyakan kesediaan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan Trump usai bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Vatikan, Sabtu (26/4), beberapa menit sebelum pemakaman Paus Fransiskus.
Pertemuan ini menjadi tatap muka pertama Trump dan Zelensky sejak pertemuan 'panas' di Gedung Putih pada Februari lalu.
Saat itu ketegangan terjadi akibat kritik Trump terhadap sikap Zelensky terkait bantuan militer AS.
Foto yang dirilis kepresidenan Ukraina menunjukkan Trump dan Zelensky berbincang empat mata di lingkungan Basilika Santo Petrus.
Dalam unggahan di media sosial, Zelensky berharap pertemuan “bermakna” akan membuahkan “hasil nyata”.
Gedung Putih menyebut pertemuan “sangat produktif” itu berlangsung sekitar 15 menit. Keduanya pun sepakat melanjutkan pembicaraan damai.
Sepulang dari Roma, Trump mengungkapkan keprihatinan terhadap serangan rudal Rusia ke wilayah sipil Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
ADVERTISEMENT
Trump juga membuka kemungkinan penerapan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk melalui mekanisme “Perbankan” atau “Sanksi Sekunder”.

Pemakaman Paus Memungkinkan Pertemuan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama ibu negara Lady Melania Trump saat Misa Pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (26/4/2025). Foto: Mandel Ngan/AFP
Pertemuan Trump dan Zelensky terjadi di luar Kapel Baptis Basilika Santo Petrus. Penataan tempat duduk berdasarkan abjad dalam bahasa Prancis memungkinkan interaksi spontan antar pemimpin dunia.
Selain Zelensky, Trump juga sempat berbincang dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Kunjungan Trump ke Roma menggantikan rencana awalnya untuk bertolak ke Arab Saudi sebagai kunjungan luar negeri pertama pasca-kembali menjabat.
Perubahan rencana ini terjadi setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Perkembangan Perundingan Perdamaian

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
Setelah pertemuan, tekanan AS terhadap Ukraina untuk mempercepat kesepakatan damai terus meningkat.
Utusan Khusus Presiden AS, Steve Witkoff, bertemu Presiden Putin di Moskow selama tiga jam pada Jumat (25/4). Kremlin menyebut pertemuan itu “konstruktif”.
ADVERTISEMENT
Di Kiev, Zelensky menyatakan keterbukaan untuk dialog dalam format apa pun, namun menekankan syarat gencatan senjata penuh tanpa prasyarat sebagai dasar pembicaraan.
Sebuah rancangan “Kerangka Kerja Kesepakatan Ukraina” yang diperoleh Reuters mengusulkan penghentian tembak-menembak di darat, laut, dan udara, serta jaminan keamanan dari AS dan negara-negara lain.
Draf ini membuka jalan bagi negosiasi lebih lanjut, namun tidak menyebutkan penyelesaian soal Krimea, isu yang tetap menjadi garis merah Ukraina.
Zelensky menegaskan pengakuan atas aneksasi Krimea oleh Rusia bertentangan dengan konstitusi Ukraina. Ia mendukung solusi melalui tekanan ekonomi dan sanksi, bukan kekuatan militer semata.

Situasi di Medan Perang

Sejumlah petugas mencari korban di bangunan yang hancur akibat serangan Rusia ke Ukraina di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/4/2025). Foto: Valentyn Ogirenko/Reuters
Sementara itu, Putin mengeklaim Rusia telah merebut kembali wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina.
Tapi Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina membantah klaim tersebut dan menyatakan operasi pertahanan di wilayah itu masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan CNN, Trump mulai merasa frustrasi dengan lambannya kemajuan pembicaraan damai, mengakui bahwa mediasi konflik Ukraina lebih kompleks dari yang diperkirakannya.