Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Trump Mau Bantu Ukraina Perang dengan Imbalan Hak Mineral, Zelensky Tolak
16 Februari 2025 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak tawaran Presiden Amerika Serikat yang mengaitkan dukungan militer dengan hak eksploitasi setengah dari mineral tanah jarang Ukraina.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan itu diajukan oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat berkunjung ke Kiev pekan lalu.
Menurut Zelensky, setiap kerja sama harus disertai jaminan keamanan bagi Ukraina.
“Perjanjian ini ditandatangani di tingkat menteri. Namun, saya sebagai presiden harus memastikan kualitas dokumen ini,” kata Zelensky dalam Konferensi Keamanan Munich, Sabtu (10/2).
“Saya tidak mengizinkan perjanjian ini ditandatangani karena belum siap dan tidak melindungi kepentingan Ukraina,” lanjutnya, seperti diberitakan AFP.
Zelensky menegaskan bahwa sumber daya alam Ukraina bukan miliknya, tetapi milik rakyat.
Ia menolak menyerahkannya tanpa kepastian keuntungan bagi negara dalam jangka panjang.
“Saya penjamin bahwa sumber daya ini akan tetap ada untuk anak-anak kita, bersama semua mitra,” katanya.
Tawaran ini muncul di tengah kebijakan Donald Trump yang mengkritik besarnya dana AS untuk membantu Ukraina melawan Rusia.
ADVERTISEMENT
Trump juga melakukan percakapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa hari sebelum proposal disampaikan dan memicu kekhawatiran Eropa bahwa negosiasi bisa terjadi tanpa melibatkan Ukraina.
Pemerintah Ukraina telah menyerahkan draf perjanjian tersebut kepada AS, tetapi Zelensky menegaskan dokumen itu belum memenuhi kepentingan nasional Ukraina.