Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump dikabarkan telah mengetahui dan terus memonitor laporan terkait serangan roket yang menghantam pangkalan udara di barat Irak yang menjadi markas militer AS dan koalisinya.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, mengungkapkan Trump sedang berkonsultasi dengan tim keamanan nasional mengenai serangan ini.
"Kami menerima laporan terkait fasilitas AS yang diserang di Irak. Presiden sudah diberitahu dan memonitor situasi dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasional," kata Grisham dalam keterangannya, Rabu (8/1), sebagaimana diberitakan AFP.
Sebagaimana diketahui, 9 roket menghantam pangkalan udara Irak di wilayah barat, yang merupakan markas militer AS dan koalisinya pagi ini.
Serangan ini dilakukan oleh faksi pro-Tehran di Irak berjanji bergabung untuk "merespons" serangan udara drone AS yang membunuh Jenderal Qassem Soleimani dan Komandan Tinggi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di Baghdad pekan lalu.
Sebagaimana diketahui, Qassem Soleimani terbunuh oleh serangan drone Amerika Serikat di dekat bandara Baghdad pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini membuat kondisi dunia memanas karena dikhawatirkan konflik terbuka antar dua negara pecah dalam waktu dekat. Bahkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Khamenei mengatakan akan membalas dendam.
Terkait rencana balas dendam tersebut, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan mereka telah mempersiapkan skenario pembalasan.
"Amerika harus tahu bahwa sampai sekarang ada 13 skenario yang telah dibahas dalam dewan, dan bahkan jika disepakati dilakukan skenario terlemah, maka itu akan menjadi sejarah mimpi buruk Amerika," kata Shamkani seperti dikutip Reuters.
Tidak disebutkan apa dan di mana skenario tersebut akan dilakukan. Namun, Khamenei mengatakan pembalasan mereka akan setara dengan kematian Soleimani, di waktu dan tempat yang akan mereka pilih.