Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Trump: Pemimpin AS Bodoh, Jika Saya Presiden, Rusia Tak Akan Serang Ukraina
27 Februari 2022 15:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Politikus Partai Republik Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan rasa prihatin atas serangan yang dilakukan Rusia kepada Ukraina sejak Kamis (24/2).
ADVERTISEMENT
Tercatat hingga Sabtu (26/2), 198 orang di Ukraina tewas akibat serangan Rusia. Termasuk di antaranya anak-anak.
"Serangan Rusia ke Ukraina mengerikan. Kami berdoa untuk orang-orang Ukraina yang bangga. Tuhan memberkati mereka semua," kata Trump saat memberikan pidato di CPAC, dikutip dari Reuters, Minggu (27/2).
Trump mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengambil momentum dan keuntungan dari Presiden AS Joe Biden yang dinilainya 'lemah' untuk bisa menyerang Ukraina.
Bahkan, Trump mengatakan jika dirinya saat ini masih menjabat sebagai Presiden AS, serangan Rusia ke Ukraina dipastikan tidak akan terjadi.
"Seperti yang dipahami semua orang, bencana mengerikan ini tidak akan pernah terjadi jika pemilihan kita tidak dicurangi dan jika saya adalah presidennya," kata Trump.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Trump itu disambut meriah oleh para hadirin. Bahkan seorang wanita dengan tegas mengatakan Trump merupakan seorang presiden. "Anda adalah presiden!" ucap wanita itu.
Trump menambahkan, invasi Rusia selalu terjadi saat AS dipimpin oleh politikus dari Partai Demokrat seperti Biden. Terkahir, pada 2014 saat Rusia mencaplok Krimea di mana saat ini Presiden AS adalah Barack Obama.
"Saya berdiri sebagai satu-satunya presiden abad ke-21 yang mengawasi Rusia tidak menyerang negara lain," tegas dia.
Lebih lanjut Presiden AS ke-45 itu mengatakan, serangan Rusia ke Ukraina ini terjadi karena kebodohan pemimpin AS saat ini yakni Biden dan pemimpin dunia lainnya.
"Masalah sebenarnya adalah pemimpin kita bodoh, bodoh. Bodoh sekali," tutup dia.
Sementara Partai Demokrat AS sudah menanggapi pernyataan Trump itu. Komite Nasional Demokrat menilai Trump merupakan eks Presiden AS yang gagal dan hanya ingin mencari panggung.
ADVERTISEMENT
"Mantan presiden yang kalah naik ke panggung di CPAC untuk menyampaikan pujiannya yang tak tahu malu untuk Putin," kata mereka.