Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2

ADVERTISEMENT
Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Minggu (16/3) mulai melakukan PHK massal terhadap pegawai lembaga penyiaran internasional Voice of America (VOA) dan media lain yang didanai pemerintah AS. Langkah ini semakin memperjelas niatnya untuk menyingkirkan media yang dinilai berpengaruh di AS.
ADVERTISEMENT
Sehari setelah semua pegawai diberhentikan, staf yang bekerja berdasarkan kontrak menerima email yang memberi tahu mereka bahwa kontrak mereka diberhentikan pada akhir Maret.
Dalam email yang dikonfirmasi oleh AFP kepada sejumlah pegawai, ditulis bahwa semua pegawai harus menghentikan pekerjaan segera dan tidak diizinkan untuk mengakses gedung atau sistem agensi mana pun.
Sebagian besar tenaga kerja di VoA adalah pekerja kontrak dan mendominasi pekerja di layanan nonbahasa Inggris.
Banyak pekerja kontrak yang bukan warga negara AS, yang berarti mereka kemungkinan bergantung pada pekerjaan yang sebentar lagi akan hilang untuk mendapatkan visa agar dapat tinggal di AS.
Pekerja penuh waktu VOA yang memiliki lebih banyak perlindungan hukum tidak segera diberhentikan, tapi menjalani cuti administratif dan diminta untuk tidak bekerja.
ADVERTISEMENT
Voice of America dibentuk pada Perang Dunia II dan disiarkan ke seluruh dunia dalam 49 bahasa untuk menjangkau negara-negara tanpa kebebasan media.
Langkah Efisiensi Trump
PHK dimulai ketika Trump menandatangani keputusan presiden pada Jumat (14/3). Ini adalah langkah efisiensi pemerintah yang menjadi salah satu kebijakan utama Trump.
VoA memiliki 3.384 pekerja pada tahun fiskal 2023. VOA meminta dana USD 950 juta untuk tahun fiskal saat ini.
Tak hanya VOA, Trump juga memotong anggaran Radio Free Europe/Radio Liberty yang dibentuk pada Perang Dingin untuk menjangkau bekas blok bekas Soviet.
Selain itu, Trump juga memotong anggaran Radio Free Asia yang didirikan untuk memberitakan ke China, Korea Utara, dan negara-negara Asia lainnya yang medianya dibatasi.
ADVERTISEMENT
Media lainnya yang didanai AS seperti Radio Farda yang diblokir pemerintah Iran dan Alhurra yang didirikan setelah invasi Irak.