Trump Ragukan Kesepakatan Nuklir, Iran Ancam Serang Pangkalan AS

11 Juni 2025 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran, Ayatulloh Ali Khamenei. Foto: Reuters, AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran, Ayatulloh Ali Khamenei. Foto: Reuters, AFP
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian mewarnai perundingan nuklir Iran dan Amerika Serikat (AS) menjelang putaran keenam dialog yang dijadwalkan pekan ini.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump mengaku semakin ragu Iran akan setuju menghentikan pengayaan uranium, sementara Teheran mengancam akan menyerang pangkalan militer AS jika negosiasi gagal dan konflik terjadi.
“Saya tidak tahu. Saya pikir begitu, dan saya semakin tidak yakin tentang hal itu,” ujar Trump dalam wawancara dengan podcast Pod Force One, Senin (9/6), mengutip Reuters.
“Mereka seperti mencoba menunda. Saya tidak melihat antusiasme yang sama seperti beberapa bulan lalu," sambung dia.
Trump menegaskan AS tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.
“Lebih baik tanpa perang, tanpa korban. Tapi kami siap,” ucapnya.
Ia juga menyebut pembicaraan dengan Iran sebagai proses yang “sulit”, usai bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (11/6), Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, menyampaikan peringatan keras kepada Washington.
“Semua pangkalan AS di kawasan berada dalam jangkauan kami. Jika konflik dipaksakan, kami akan menargetkannya di negara tuan rumah,” kata Nasirzadeh dalam konferensi pers mingguan di Teheran.
Fasilitas pengayaan uranium Natanz di Teheran, Iran. Foto: Raheb Homavandi/reuters
Iran selama ini mengaku program nuklirnya bertujuan damai yaitu demi tujuan energi pembangkit listrik dan riset medis.
Namun negara-negara Barat tetap mencurigai program tersebut sebagai langkah menuju pengembangan senjata nuklir.
Pengayaan uranium dan program rudal balistik menjadi dua titik sengketa utama dalam negosiasi.
Baru-baru ini Iran telah menguji rudal berhulu ledak dua ton dan menolak pembatasan atas pengembangannya.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei juga menyatakan kekuatan militer, termasuk kemampuan misil, harus terus diperkuat.
Polisi berjaga saat putaran kedua perundingan nuklir AS-Iran di kedutaan Oman, Roma, Italia, Sabtu (19/4/2025). Foto: Vincenzo Livieri/REUTERS
Perundingan berikutnya dijadwalkan digelar di Oman.
ADVERTISEMENT
Menurut Trump pembicaraan akan dimulai Kamis (12/6), sementara Iran menyebut hari Minggu (15/6) sebagai tanggal yang disepakati.
Teheran diperkirakan akan mengajukan tanggapan terhadap tawaran AS yang sebelumnya ditolak.
“Kesepakatan masih mungkin dicapai, dan bisa dicapai dengan cepat,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi melalui unggahan di X, Rabu.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015—perjanjian multinasional yang membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi.
Kini, di masa jabatan kedua Trump berupaya menegosiasikan ulang kesepakatan baru yang lebih ketat.