Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Trump Sebut Negosiator AS Menuju Rusia, Upayakan Gencatan Senjata dengan Ukraina
13 Maret 2025 1:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan negosiator sedang menuju Rusia untuk melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Ukraina. Upaya tersebut dilakukan usai pihak Ukraina menyetujui usulan soal gencatan senjata selama 30 hari.
ADVERTISEMENT
Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tim negosiasi yang di
"Orang-orang (negosiator) sedang menuju Rusia saat ini, saat kita berbicara. Dan mudah-mudahan kita bisa mendapatkan gencatan senjata dari Rusia," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Rabu (12/3) dikutip dari AFP.
"Dan jika kita berhasil, saya kira itu sudah 80 persen dari jalan untuk mengakhiri pertumpahan darah yang mengerikan ini," sambungnya.
Wakil Presiden JD Vance, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menambahkan bahwa ada percakapan yang sedang berlangsung melalui telepon dan secara langsung dengan beberapa perwakilan AS selama beberapa hari ke depan.
Trump tidak mengatakan kapan ia akan berbicara lagi dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin. Namun ia berharap gencatan senjata bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap ia akan melakukan gencatan senjata," ucap Trump yang turut menyatakan ada pesan positif dari Moskow terkait hal tersebut.
"Sekarang terserah Rusia," kata Trump.
Trump mengaku dapat menekan Moskow agar menyetujui gencatan senjata, dengan mengatakan ia dapat menjatuhkan sanksi. Namun ia berharap hal itu tidak diperlukan.
"Saya dapat melakukan hal-hal yang secara finansial akan sangat buruk bagi Rusia. Saya tidak ingin melakukan itu karena saya ingin mencapai perdamaian," tambah Trump.