Trump Serius Ingin Akuisisi Greenland, Ini Respons Pejabat Denmark

9 Januari 2025 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Alex Brandon/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Alex Brandon/AP Photo
ADVERTISEMENT
Rencana Donald Trump untuk kembali mengupayakan akuisisi Greenland menjadi isu serius bagi Denmark.
ADVERTISEMENT
Ketakutan ini muncul setelah komentar Trump yang menyebut Greenland sebagai “kebutuhan mutlak” bagi Amerika Serikat dan ancaman tarif sangat tinggi bagi Denmark jika menolak menyerahkan wilayah tersebut.
Ketika Donald Trump pertama kali mengusulkan pembelian Greenland pada 2019, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyebut gagasan itu “absurd” dan langsung menolaknya.
Ilustrasi Peta Greenland. Foto: Matthew Nichols1/Shutterstock
Namun kini, dengan Trump yang segera menjabat sebagai presiden AS untuk kedua kali, pejabat Denmark mulai menganggap dirinya benar-benar serius.
Beberapa pejabat Denmark, seperti dilaporkan CNN, mengatakan para penasihat dan sekutu Trump telah memperingatkan mereka tentang keseriusan rencana tersebut.
“Ekosistem yang mendukung ide ini sekarang sangat berbeda dibandingkan tahun 2019,” ungkap seorang pejabat senior Denmark.
“Tampaknya kali ini jauh lebih serius,” tambahnya.
Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump duduk di dalam truk sampah sambil mengenakan rompi anti peluru, di landasan pacu Bandara Internasional Green Bay Austin Straubel di Green Bay, Wisconsin, AS, Rabu (31/10/2024). Foto: Brendan McDermid/REUTERS
Baru-baru ini Trump menegaskan kembali keinginannya untuk mengakuisisi Greenland, menyebut pulau tersebut sebagai aset penting untuk kepentingan keamanan nasional AS.
ADVERTISEMENT
“Kita membutuhkan Greenland demi tujuan keamanan ekonomi nasional,” kata Trump dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Selasa (7/1).
Ia bahkan mempertanyakan apakah Denmark memiliki hak hukum penuh atas Greenland.
“Jika mereka punya hak, seharusnya mereka menyerahkannya, karena kita membutuhkannya,” tambahnya.

Denmark Siap Berdialog, Greenland Tegaskan Otonomi

Ilustrasi Greenland. Foto: MC Groussaud/Shutterstock.
Berbeda dengan respons keras pada 2019, Denmark kini mengambil pendekatan yang lebih hati-hati untuk menghindari ketegangan dengan AS, sekutu dekat sekaligus anggota NATO.
Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, menyatakan kesiapannya untuk berdialog lebih lanjut.
“Kami terbuka untuk membahas kerja sama yang lebih erat dengan AS, tetapi kedaulatan Greenland tetap menjadi hal yang tidak bisa dinegosiasikan,” ujarnya.
Meski demikian, pejabat Denmark mengakui dilema yang dihadapi. Penolakan langsung bisa memicu krisis diplomatik, sementara membuka ruang diskusi dapat dianggap sebagai celah bagi AS untuk terus menekan.
ADVERTISEMENT

Greenland dan Dinamika Geopolitik Global

Ilustrasi Peta Greenland. Foto: Matthew Nichols1/Shutterstock
Greenland yang secara resmi merupakan wilayah otonom di bawah Denmark, telah menjadi pusat perhatian geopolitik karena lokasinya yang strategis di Kutub Utara. Letaknya relatif jauh dari Amerika Serikat.
Wilayah ini tidak hanya penting untuk melawan pengaruh Rusia dan China, tetapi juga berperan besar dalam membuka jalur pelayaran baru akibat mencairnya es di kawasan Arktik.
Namun, Perdana Menteri Greenland, Mute Egede, menegaskan bahwa masa depan pulau tersebut sepenuhnya berada di tangan rakyat Greenland.
“Greenland adalah milik kami. Perjuangan menuju kemerdekaan adalah urusan kami,” kata Egede.
Para pejabat Denmark dan AS menyadari bahwa akuisisi Greenland akan menjadi tantangan besar, tidak hanya secara diplomatik tetapi juga logistik.
Saat ini, Denmark bertanggung jawab atas pengelolaan keamanan wilayah Greenland, termasuk patroli perairan dan pemecah es.
ADVERTISEMENT
“Mempertahankan kehadiran militer di Greenland membutuhkan investasi besar dan kerja sama yang kompleks,” ujar seorang pejabat pertahanan AS.