Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Trump soal Dugaan MbS di Kasus Khashoggi: Prematur, Tapi Mungkin Benar
18 November 2018 10:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengomentari temuan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) soal dugaan keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi .
ADVERTISEMENT
Menurut Trump, dugaan MbS terlibat masih terlalu dini untuk dibuktikan kebenarannya. Namun, ia tak menampik laporan yang diungkap CIA sebuah fakta
"Pembunuhan itu seharusnya tidak pernah terjadi, laporan (CIA mengenai keterlibatan MbS) prematur tapi mungkin saja benar," ucap Trump seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/11).
Komentar Trump disampaikan setelah Kementerian Luar AS menyatakan pemerintahnya masih terus bekerja demi mengungkap siapa sebenarnya dalang pembunuh Khashoggi.
"Laporan yang kami terima mengindikasikan kesimpulan penyelidikan Pemerintah AS tidak akurat," sebut juru bicara Kemlu AS Heather Nauert.
"Masih terdapat sejumlah pertanyaan yang belum terjawab soal terbunuhnya Khashoggi," sambungnya.
Pernyataan Nauert bertolak belakang dari kesimpulan yang dikeluarkan oleh CIA. Mereka menyebut dari beberapa sumber intelijen, MbS terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan CIA diperkuat dengan rekaman perbincangan Dubes AS untuk Saudi Khalid bin Salman dengan individu yang diduga sebagai MbS. Dalam perbincangan tersebut MbS dituding merancang pembunuhan Khashoggi di gedung konsulat Saudi di Turki.
Khashoggi terbunuh pada 2 Oktober lalu. Walau sempat mengelak, Saudi akhirnya mengakui Khashoggi tewas dan telah dimutilasi.
Mengenai kembali terseretnya nama MbS, Juru bicara Kedutaan Arab Saudi di Washington D.C. Fatimah Baeshen membantahnya. Dia mengatakan, Khalid dan MbS tidak pernah berbincang soal rencana pembunuhan Khashoggi di Turki.
"Kami terus mendengar berbagai teori (soal pembunuhan Khashoggi) tanpa dasar untuk spekulasi ini," kata Fatimah.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini