Trump Tanda Tangani Perpres yang Larang Transgender Jadi Militer

28 Januari 2025 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump melempar pena saat rapat umum pada hari pelantikan masa jabatan Presiden kedua, di dalam Capital One, di Washington, AS, Senin (20/1/2025). Foto: Mike Segar/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump melempar pena saat rapat umum pada hari pelantikan masa jabatan Presiden kedua, di dalam Capital One, di Washington, AS, Senin (20/1/2025). Foto: Mike Segar/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah presiden (perpres) yang melarang individu berideologi transgender bertugas di militer, Senin (27/1).
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini berbeda dari pemerintahan sebelumnya yang mengizinkan mereka untuk berpartisipasi secara terbuka.
“Kami akan menyingkirkan ideologi transgender dari militer,” kata Trump dalam retret kongres Partai Republik di Miami, seperti diberitakan Reuters.
Seorang pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa kebijakan ini bertujuan menghapus “radikalisme gender” dari angkatan bersenjata.
Menteri Pertahanan baru, Pete Hegseth, menyambut kebijakan tersebut.
“Kami akan melaksanakannya!” tulisnya di X.
Hegseth adalah mantan veteran dan komentator Fox News yang dilantik menjadi menteri Trump dengan latar belakang kontroversial. Dia diduga sebagai seorang suka mabuk alkohol hingga pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Pete Hegseth bersama 7 anak dan istrinya, Jennifer Rauchet diambil sumpahnya sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat oleh Wakil Presiden JD Vance di Ruang Eksekutif Eisenhower, Gedung Putih, pada Sabtu (25/1) Foto: Roberto Schmidt/AFP
Adapun larangan tentara transgender pertama kali dicabut pada 2016 oleh Presiden Barack Obama.
Namun, pemerintahan Trump sebelumnya membatalkan keputusan itu, dengan alasan biaya tinggi dan dampak terhadap kesiapan militer.
ADVERTISEMENT
Pada 2021, presiden saat itu, Joe Biden, kemudian membatalkan larangan tersebut. Ia menegaskan semua warga Amerika yang memenuhi syarat berhak untuk bertugas.
Saat ini, ada sekitar 15 ribu tentara transgender di antara lebih dari dua juta personel militer AS.
Mantan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dalam pidato perpisahannya, tampak mengkritik langkah Trump.
“Militer yang menolak patriot berkualifikasi hanya akan membuat dirinya semakin lemah,” ujarnya.
Aksi menolak larangan transgender di militer Foto: Reuters/Edgard Garrido

Iron Dome Versi Amerika

Dalam keputusan terkait militer lainnya, Trump juga berencana membangun sistem pertahanan rudal Iron Dome versi AS.
“Kita perlu segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih,” katanya.
Namun, sistem pertahanan rudal Israel itu dirancang untuk ancaman jarak pendek, sehingga tidak cocok untuk menghadapi rudal antarbenua yang menjadi ancaman utama bagi AS.
ADVERTISEMENT
Trump mengaku menandatangani keputusan ini di Air Force One dan menegaskan sistem tersebut akan dibuat di negaranya.