Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Trump Tanda Tangani Perpres yang Larang Transgender Jadi Militer
28 Januari 2025 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah presiden (perpres) yang melarang individu berideologi transgender bertugas di militer, Senin (27/1).
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini berbeda dari pemerintahan sebelumnya yang mengizinkan mereka untuk berpartisipasi secara terbuka.
“Kami akan menyingkirkan ideologi transgender dari militer,” kata Trump dalam retret kongres Partai Republik di Miami, seperti diberitakan Reuters.
Seorang pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa kebijakan ini bertujuan menghapus “radikalisme gender” dari angkatan bersenjata.
Menteri Pertahanan baru, Pete Hegseth, menyambut kebijakan tersebut.
“Kami akan melaksanakannya!” tulisnya di X.
Hegseth adalah mantan veteran dan komentator Fox News yang dilantik menjadi menteri Trump dengan latar belakang kontroversial. Dia diduga sebagai seorang suka mabuk alkohol hingga pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Adapun larangan tentara transgender pertama kali dicabut pada 2016 oleh Presiden Barack Obama.
Namun, pemerintahan Trump sebelumnya membatalkan keputusan itu, dengan alasan biaya tinggi dan dampak terhadap kesiapan militer.
ADVERTISEMENT
Pada 2021, presiden saat itu, Joe Biden, kemudian membatalkan larangan tersebut. Ia menegaskan semua warga Amerika yang memenuhi syarat berhak untuk bertugas.
Saat ini, ada sekitar 15 ribu tentara transgender di antara lebih dari dua juta personel militer AS.
Mantan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dalam pidato perpisahannya, tampak mengkritik langkah Trump.
“Militer yang menolak patriot berkualifikasi hanya akan membuat dirinya semakin lemah,” ujarnya.
Iron Dome Versi Amerika
Dalam keputusan terkait militer lainnya, Trump juga berencana membangun sistem pertahanan rudal Iron Dome versi AS.
“Kita perlu segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih,” katanya.
Namun, sistem pertahanan rudal Israel itu dirancang untuk ancaman jarak pendek, sehingga tidak cocok untuk menghadapi rudal antarbenua yang menjadi ancaman utama bagi AS.
ADVERTISEMENT
Trump mengaku menandatangani keputusan ini di Air Force One dan menegaskan sistem tersebut akan dibuat di negaranya.