Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tsamara Dinilai Berpengaruh di PSI, Pengunduran Dirinya Akan Berdampak ke Partai
19 April 2022 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai Tsamara sebagai sosok yang berpengaruh di PSI. Hal itu terbukti melalui perolehan suara Tsamara yang cukup tinggi saat Pileg 2019 lalu.
Meski pada akhirnya dia gagal ke Senayan karena PSI tidak lolos parliamentary threshold.
“Pengaruhnya cukup lumayan. Karena dia mewakili anak muda di PSI . Perolehan suara dia juga ketika jadi caleg tinggi. Besar atau kecil akan berdampak pada PSI. Dia sosok yang cukup dikenal dan diperhitungkan di PSI. Soal pindah atau tidak ke partai lain itu dia yang tahu,” kata Ujang dalam tanggapannya, Selasa (19/4).
Ia pun berharap Tsamara bisa terus melatih kemampuan politik dan bergabung ke parpol lain sebagai wadah menyalurkan aspirasi politiknya.
ADVERTISEMENT
“Sebagai politikus sudah lumayan. Namun perlu belajar lagi. Perlu jam terbang yang tinggi. Tergantung dia sendiri, tergantung perjuangan, dan kelihaian dia menjadi politisi di masa yang akan datang,” ujarnya.
“Citra yang kuat sebagai kader PSI bisa sedikit demi sedikit hilang. Karena politik itu sifatnya selalu berubah. Jadi jika nanti pindah partai lain pun, citra PSI yang melekat pada dirinya akan hilang,” lanjutnya.
Ujang juga menilai mundurnya Tsamara disebabkan permasalahan internal di partai. Karenanya, dia mendorong PSI melakukan evaluasi internal untuk membenahi permasalahan yang terjadi.
“Selain Tsamara, banyak juga di daerah kader atau pengurus PSI mundur. Ini artinya ada problem di internal PSI dan PSI mesti evaluasi diri,” ungkapnya.
Menurut dia, salah satu permasalahan yang timbul adalah partai yang tidak lagi memperjuangkan idealisme sebagaimana awal mula pembentukan PSI. Partai dinilai bersifat pragmatis sehingga menimbulkan kekecewaan dari para kader dan rakyat.
ADVERTISEMENT
“Gaya politik PSI juga tak fleksibel. Hajar lawan politik, namun kawan dibela mati-matian walaupun kawan itu salah. Sudah ngawur dan tak jelas perjuangan untuk rakyatnya. Sudah berjuang untuk kepentingan partai saja,” sebutnya.
“Sudah melenceng jauh dari roh perjuangan awal. Makanya banyak yang kecewa di internal PSI sendiri. Termasuk rakyat pun kecewa. Evaluasinya kembalikan jadi diri PSI ke semula, yang katanya tidak korup dan lain-lain. Namun faktanya sama dengan partai-partai lain,” pungkasnya.