Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Tugu Tani dan Prasasti ‘Bangsa yang Besar yang Menghargai Pahlawannya’
29 September 2017 12:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Terlepas dari tudingan sebagian pihak bahwa Tugu Tani atau Patung Pahlawan adalah simbol komunisme yang tersisa di Jakarta, ada yang menarik di bagian penopang tugu hadiah dari Uni Soviet itu. Bagian yang menarik itu adalah sebuah prasasti yang berisi pesan sarat makna dari Presiden Sukarno.
ADVERTISEMENT
Prasasti itu bertuliskan:
“Hanya bangsa yang menghargai pahlawan-pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar
Presiden Sukarno”
Prasasti ditulis dalam ejaan lama, sesuai dengan ejaan yang berlaku saat patung perunggu itu diresmikan Bung Karno pada tahun 1963, di segitiga Menteng, Jakarta Pusat, yang saat ini sering didera macet.
Sukarno memang berulang kali mengingatkan pentingnya sejarah dan pentingnya menghargai jasa pahlawan. Ungkapannya yang paling terkenal adalah "bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya". Ungkapan itu dia sebut dalam pidato peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961.
Jejak Moskow di Jakarta
Tugu Tani yang bernama resmi Patung Pahlawan merupakan simbol semangat merebut Papua Barat dari Belanda. Patung ini merupakan karya seniman terkenal Uni Soviet, Matvey Manizer.
ADVERTISEMENT
Bagi Uni Soviet (Rusia sekarang), patung itu juga menunjukkan jejak pengaruh Moskow pada Jakarta. Patung perunggu itu menggambarkan petani bertelanjang dada yang siap berperang dengan menyandang senapan, plus sang bunda yang memberinya bekal untuk berjuang.
“Patung pemuda yang begitu megah dan berdiri pada podium setinggi dua meter ini tampaknya mendapatkan lebih banyak perhatian warga Jakarta daripada yang diharapkan Presiden Sukarno karena letaknya yang berada di tengah hiruk pikuk lalu lintas ibu kota. Kemacetan lalu lintas kota Jakarta yang "memaksa" para pengguna jalan untuk memperhatikannya patung ini,” tulis media Rusia, Russia Beyond, edisi Asia-Pasifik tertanggal 4 November 2013.
“Tugu Tani atau Patung Pahlawan, yang berwujud pejuang kemerdekaan Indonesia yang siap melawan penjajah Belanda untuk membebaskan negaranya, bersama ibunya yang mendukung, adalah bukti hubungan kuat Jakarta dengan Moskow saat itu. Monumen yang dekat dengan Stasiun Kereta Gambir ini mungkin adalah karya pematung masyhur Rusia Matvey Manizer di Asia yang paling terkenal,” tulisnya.
ADVERTISEMENT