Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Tumpukan Sampah di Kali Bokor Surabaya: Kulit Kelapa hingga Kasur
28 Februari 2025 19:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Pemandangan tak sedap telihat di Jalan Kali Bokor I, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Tumpukan sampah menggunung dan berceceran hingga ke jalan.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, berbagai jenis sampah mulai sampah rumah tangga, stirofoam, kulit kelapa berkarung-karung, dan sampah lainnya meluber hampir menutup setengah jalan. Bau tak sedap juga menyengat di sekitar area tersebut. Sampah-sampah itu berada di samping bangunan kosong.
Tumpukan sampah itu juga membuat lalu lintas di sekitar terhambat. Terlebih saat kendaraan roda empat melintas bersamaan dari arah berlawanan. Pengemudi harus mengurangi kecepatannya.
Di sekitar lokasi tumpukan sampah tersebut juga terpampang plakat tulisan 'Dilarang membuang sampah di area sini'.
Subandi (60) warga Jalan Bagong Ginayan, menyebut bahwa sampah-sampah tersebut bukan berasal dari warga setempat.
Subandi mengaku pernah menjumpai oknum yang membuang sampah di wilayah tersebut. Oknum tersebut membuang sampah hingga satu kendaraan becak.
ADVERTISEMENT
"Bukan dari kampung sini. Bawa motor langsung buang. Biasanya habis Maghrib atau Isya. Kadang bawa satu becak, padahal sudah dikejar sama orang," kata Subandi saat ditemui di lokasi, Kamis (27/2).
Subandi menyampaikan, akibat dari tumpukan sampah itu, aliran air di sekitar lokasi menjadi tersumbat. Bahkan, saat hujan deras, jalan itu tergenang air.
"Langganan dibuangi sampah sama orang. Padahal gotnya masih fungsi, akhirnya kesumbat. Kalau hujan besar sampai banjir kesumbat sampah," ucapnya.
Subandi mengaku, dengan adanya tumpukan sampah itu, warga sekitar dituduh yang melakukan pembuangan sampah.
"Warga sini terganggu, sering ditegur. Sekarang buangnya tambah ke tengah. Yang bikin kesal itu yang dituduh orang sini. Padahal warga sini kalau tau ditegur, diusir. Mengganggu karena warga sini yang ditegur, padahal bukan warga sini. Katanya warga sini nggak bertanggung jawab, wong (orang) warga sini yang ngingatkan sampai kesal," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Subandi menjelaskan, pernah satu hari warga sekitar menangkap oknum pembuang sampah. Kemudian, warga setempat membawa oknum tersebut ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Selang beberapa hari, sampah kembali muncul di wilayah tersebut. Bahkan plakat yang dipasang oleh warga di sekitar lokasi dicopot oleh oknum pembuang sampah.
"Dua kali buang sampah. Dimintai KTP, tidak bawa KTP. Eyel-eyelan akhirnya dibawa ke kantor. Sudah dipasang plakat. Sekarang habis, besok ada lagi. Pernah dibawa, dibawa ke kantor pemkot, terus yang jaga tidak ada. Pernah malam taruh, selang beberapa menit plakat hilang," jelasnya.
"Sama warga sini sering lapor ke pemkot biar dibersihkan. Waktu dijaga nggak ada sampai 10 hari, terus ditinggal tidak ada yang jaga dibuangi lagi," tambah dia.
Sementara itu, penjaga warung di sekitar lokasi, Sumiati, pernah menjumpai oknum pembuang sampah membuang kulit kelapa serta sampah besar.
ADVERTISEMENT
"Ada kulit degan ada sampai satu pikap. Kadang kasur, sampah besar-besar," kata Sumiati.
Sumiati berharap sampah-sampah itu segera ditindak lanjuti oleh Pemkot Surabaya. Ia merasa resah lantaran warga sekitar yang dituduh membuang sampah tersebut.
"Kalau saya ingin bersih biar sehat, ingin ditindak lanjut supaya nggak buang lagi di situ. Harapan saya pemkot cari orang yang buang-buang supaya dikasih peringatan. Saya nggak tahu orang-orang mana, tapi maunya dicari atau dijaga sementara supaya nggak buang terus. Kalau bersih kan enak, masa Surabaya kotor," ungkapnya.
"Warga sini capek jadi sasaran, kalau kotor ditegur terus. Padahal pernah petugas kelurahan ditugaskan jaga dan tahu kalau bukan warga sini," lanjutnya.
Tumpukan Sampah Mulai Dibersihkan
Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, M. Rokhim, mengatakan pihaknya telah melakukan pembersihan tumpukan sampah di Jalan Kalibokor I, Surabaya, pada Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT
Namun, tak semua sampah diangkut pada hari ini. Petugaa DLH Surabaya akan melanjutkan pembersihan pada besok.
"Sudah tadi saya suruh ambil, pembersihan. Tadi sore. Gak habis, lanjut besok," kata Rokhim.
Rokhim menyampaikan bahwa tumpukan sampah di wilayah tersebut beberapa kali dilakukan pembersihan. Namun, sampah-sampah itu kembali muncul.
"Situ itu jalan sepi, sering kami bersihkan, cuma ya nggak setiap hari. Beberapa kami bersihkan, pernah kami tindak," ucapnya.
Pihaknya pun pernah melakukan penindakan terhadap oknum pembuang sampah dan dikenakan tindak pidana ringan (tipiring).
"Kalau ketemu buang, ditangkap, didenda tipiring Rp 75 ribu sesuai jumlah sampah," ungkapnya.