Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tuntut Kekerasan di Irak Dihentikan, Ulama Berpengaruh Syiah Mogok Makan
30 Agustus 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ulama Syiah asal Irak , Muqtada al-Sadr , mengumumkan aksi mogok makan. Tindakan ekstrem itu dilakukan menuntut akhir dari kekerasan yang melanda negara itu usai pengunduran dirinya dari dunia politik pada Senin (29/8).
ADVERTISEMENT
"[Al-Sadr] telah mengumumkan mogok makan, sampai kekerasan dan penggunaan senjata berhenti," cuit ketua partai al-Sadr, Hassan al-Athari, dikutip dari Iraqi News Agency, Selasa (30/8).
"Apa pun yang terjadi, komunitas korup tidak memberikan pembenaran kepada siapa pun untuk menggunakan kekuatan," imbuhnya.
Irak tidak memiliki pemerintahan, perdana menteri, maupun presiden terpilih selama berbulan-bulan. Setelah kebuntuan nyaris mencapai setahun, al-Sadr meninggalkan dunia politik untuk selamanya.
Al-Sadr akan turut menutup semua institusi terkait gerakan Syiah yang dia pimpin, yakni Sadrist. Namun, dia tidak akan menutup situs warisan seperti monumen makam ayahnya yang dibunuh pada 1999.
"Saya telah memutuskan untuk tidak ikut campur dalam urusan politik. Oleh karena itu, saya mengumumkan pensiun definitif saya sekarang," jelas al-Sadr, dikutip dari AFP.
Keputusan tersebut memicu aksi protes oleh para pendukung al-Sadr. Mereka menuntut percepatan pemilihan umum dan pembubaran parlemen. Para loyalis menyerbu kompleks pemerintah di Baghdad.
ADVERTISEMENT
Bentrokan antara kelompok-kelompok Syiah itu telah menewaskan sedikitnya sepuluh orang. Puluhan orang lainnya juga mengalami luka-luka.
Menyaksikan eskalasi, pasukan keamanan lantas menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Pihaknya turut memberlakukan jam malam di seluruh Baghdad.
"Jam malam penuh di Baghdad mempengaruhi semua kendaraan dan warga," bunyi pernyataan Komando Operasi Gabungan.