Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Turki Berikan Perlindungan 24 Jam untuk Tunangan Khashoggi
22 Oktober 2018 5:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi , pemerintah Turki memberikan perlindungan kepada tunangan kolumnis New York Times tersebut yang bernama Hatice Cengiz. Perlindungan tersebut berupa penjagaan polisi selama 24 jam.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Senin (22/10), pemerintah Turki khususnya Istanbul tidak berkomentar banyak mengenai keputusan tersebut. Selain itu, saat ditanya soal mekanisme pengamanan, pihak berwenang juga enggan memberikan tanggapannya.
Cengiz merupakan orang yang mengantar Khashoggi ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Kedatangan Khashoggi ke Konsulat Arab Saudi untuk mengurus dokumen pernikahannya dengan Cengiz.
Cengiz menunggu empat jam di luar gedung sebelum akhirnya menghubungi pihak kepolisian Turki. Setelah dua minggu menunggu, akhirnya Cengiz mendapat kepastian dari pemerintah Arab Saudi.
Tepatnya pada 19 Oktober, pemerintah Arab Saudi mengakui Khashoggi sudah tewas. Dalam rilis resminya, Khashoggi tewas akibat perkelahian yang terjadi di Gedung Konsulat Istanbul, Turki.
Setelah ada konfirmasi dari Arab Saudi, melalui akun Twitternya, Cengiz menuliskan sesuatu dalam bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
"Mereka telah mengambil tubuhmu dari dunia ini, tetapi senyum indahmu akan tetap ada di dunia saya selamanya," tulis Cengiz.
Pada rilis yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi itu juga tertulis soal pemecatan wakil dua pejabat, penasihat Istana Kerajaan Saudi Saud al-Qahtani, dan Wakil Kepala Intelijen Ahmed Asiri. Belum lama ini, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir berbicara soal kematian Khashoggi.
Al-Jubeir mengatakan Arab Saudi tidak mengetahui di mana saat ini jasad Khashoggi .
"Kami tidak tahu di mana mayat (Jamal Khashoggi) itu berada," kata Al-Jubeir seperti dikutip dari AFP, Minggu (21/10).