Turki Mulai Batasi Ekspor ke Israel Sampai Gencatan Senjata di Gaza Terwujud

9 April 2024 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11).  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Turki mengumumkan pembatasan ekspor berbagai produk ke Israel, termasuk baja dan bahan bakar jet, sebagai respons terhadap konflik di Gaza. Langkah ini merupakan tindakan signifikan pertama Ankara terhadap Israel sejak dimulainya konflik enam bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Kementerian Perdagangan Turki menyatakan bahwa pembatasan tersebut akan berlaku sampai Israel mengumumkan gencatan senjata di Gaza dan memperbolehkan aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah itu tanpa hambatan.
Tindakan ini diambil usai Israel menolak permintaan Ankara untuk mengambil bagian dalam pengiriman bantuan melalui udara.
Langkah tersebut akan berlaku untuk ekspor produk dari 54 kategori berbeda, termasuk besi, marmer, baja, semen, aluminium, batu bata, pupuk, bahan bakar penerbangan, dan masih banyak lagi.
Kementerian Perdagangan Turki menyatakan pembatasan akan berlaku mulai Selasa (9/4).
“Keputusan ini akan tetap berlaku sampai Israel, berdasarkan kewajibannya berdasarkan hukum internasional, segera mengumumkan gencatan senjata di Gaza dan mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang cukup ke Jalur Gaza tanpa hambatan,” katanya.
Paket bantuan jatuh ke arah Gaza utara, setelah dijatuhkan dari pesawat militer, di tengah konflik Israel dan Hamas, terlihat dari perbatasan Israel dengan Gaza, di Israel selatan, Senin (11/3/2024). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Langkah yang diambil ini adalah tindakan signifikan pertama yang diambil Ankara terhadap Israel sejak dimulainya konflik. Presiden Erdogan menghadapi kritik yang semakin besar atas hubungan komersial pemerintahannya dengan Israel.
ADVERTISEMENT
Polisi menahan puluhan pengunjuk rasa di Istanbul yang menuntut diakhirinya perdagangan dengan Israel pada Sabtu (6/4). Pemerintah berupaya memulihkan dukungan rakyat setelah kemenangan besar oposisi dalam pemilu Turki 31 Maret lalu.
Sikap Erdogan terhadap Israel dan konflik di Gaza merupakan faktor kunci yang menyebabkan partainya kalah dalam pemilu. Dukungan Partai Islam Kesejahteraan Baru (Yeniden Refah) meningkat karena sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
Menurut data Majelis Eksportir Turki (TIM), meskipun kerja sama perdagangan dengan Israel telah menurun sejak 7 Oktober, ekspor ke Israel tetap meningkat setiap bulan di 2024. Nilainya mencapai $423,2 juta (setara Rp 6,7 triliun) pada Maret 2024.