Turki Pulangkan 800 Pengungsi Suriah ke Daerah Asalnya

21 Juni 2022 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Suriah melintasi reruntuhan bangunan, di kota Ariha di pedesaan selatan provinsi Idlib, Suriah, 11 April 2020. Foto: AFP/AAREF WATAD
zoom-in-whitePerbesar
Warga Suriah melintasi reruntuhan bangunan, di kota Ariha di pedesaan selatan provinsi Idlib, Suriah, 11 April 2020. Foto: AFP/AAREF WATAD
ADVERTISEMENT
Dalam sepekan, sekitar 800 pengungsi Suriah di Turki telah kembali ke wilayah asalnya. Ratusan orang itu berasal dari Suriah bagian utara.
ADVERTISEMENT
Sebelum dipulangkan, pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan berencana untuk menempatkan sekitar 1 juta warga Suriah di rumah-rumah bata yang akan ia bangun. Namun rencana tersebut tidak menarik dukungan internasional.
Selain itu, sentimen publik terhadap para pengungsi juga telah berkembang ke arah yang buruk. Alhasil, pemerintah Turki memutuskan untuk kembali memulangkan mereka ke negara asalnya.
Kendati demikian, Perwakilan Turki untuk Badan Pengungsi PBB UNHCR Philippe Leclerc pada Senin (20/6/2022) mengatakan, gerakan pemulangan tersebut tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar.
Sejumlah anak menghadiri kelas yang dipimpin Muheeb al-Essa di sebuah kamp pengungsi di Idlib utara, Suriah. Foto: Khalil Ashawi/REUTERS
"Tingkat ketidakpastian di Suriah tidak memungkinkan gerakan pemulangan sukarela massal akhir-akhir ini," kata Leclercke, dikutip dari Reuters.
Dia pun mengungkap, kondisi di Suriah sebenarnya tidak cocok bagi banyak pengungsi untuk kembali.
Terlebih, sebagian besar warga Suriah cenderung ingin tinggal di Turki karena kondisi ekonomi mereka lebih menguntungkan daripada di Suriah.
ADVERTISEMENT
"Secara alami orang percaya bahwa masa depan mereka ada di Turki daripada Suriah mengingat sangat sedikit kemajuan yang telah kita lihat," kata Leclerc merujuk kondisi politik, sosial, dan ekonomi di Suriah memburuk.
Turki menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah. Angka ini merupakan populasi pengungsi terbesar di dunia.
Penulis: Sekar Ayu.