Turki Serang Suriah, 27 Warga Sipil Tewas

25 Oktober 2024 10:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kota Tel Abyad, Suriah, saat mendapatkan serangan dari Turki. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kota Tel Abyad, Suriah, saat mendapatkan serangan dari Turki. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Sebanyak 27 warga sipil Suriah tewas akibat serangan drone Turki dalam 24 jam terakhir. Peristiwa itu terjadi setelah serangan ke BUMN pertahanan/dirgantara Turki bernama TUSAS atau Turkish Aerospace Industries (TAI) di Ankara pada Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Keterangan mengenai serangan drone Turki disampaikan kelompok pemantau HAM dan perang di Suriah yang bermarkas di Inggris, Jumat (25/10).
"Pasukan Turki meningkatkan secara drastis serangan darat dan udara mereka di utara dan timur Suriah," ucap Pemantau HAM Suriah seperti dikutip dari AFP.
Mereka menambahkan, sebanyak 45 drone dan empat pesawat tempur dikerahkan demi menghancurkan infrastruktur, sarana air, listrik, dan SPBU.
Petugas Gendermerie Turki bersenjata berjalan di sepanjang jalan raya utama di Kahramankazan, sekitar 40 kilometer (25 mil) di utara Ankara pada 23 Oktober 2024. Foto: Adem Altan/AFP
Turki meluncurkan serangan ke Suriah dan Irak demi memburu milisi Kurdi. Turki menuduh Partai Pekerja Kurdi (PKK) sebagai pihak di balik teror di BUMN pertahanan Turki Rabu kemarin.
Teror itu menewaskan lima orang di kantor BUMN yang terletak di sekitar ibu kota Ankara. Pelaku serangan tewas di lokasi kejadian.
Adapun Pasukan Demokratik Suriah yang merupakan perwakilan angkatan bersenjata Kurdi di negara itu, mengakui adanya serangan Turki pada Rabu kemarin.
ADVERTISEMENT
Mereka menyatakan, serangan Turki menewaskan 12 warga sipil dan melukai 25 lainnya. Serangan Turki menargetkan area di timur laut Suriah.
Ambulans melaju di Kahramankazan, sekitar 40 kilometer (25 mil) sebelah utara Ankara pada tanggal 23 Oktober 2024. Foto: Adem Altan/AFP

Sekilas PKK dan Turki

PKK adalah organisasi militan dan politik yang didirikan pada 1978 oleh Abdullah Ocalan dengan tujuan awal untuk mendirikan negara Kurdi yang merdeka bagi masyarakat Kurdi di Turki. Mereka menentang pemerintah Turki yang selama ini dianggap menindas hak-hak budaya dan politik orang Kurdi.
Pemerintah Turki dan beberapa negara lainnya menganggap PKK sebagai organisasi teroris karena aksi-aksi militer dan serangan yang mereka lakukan terhadap pasukan dan fasilitas Turki.
Turki memiliki populasi Kurdi yang signifikan di bagian tenggara negara itu. Namun, Turki menolak pemberian otonomi atau kemerdekaan bagi wilayah Kurdi, sehingga memicu konflik panjang dengan PKK.
ADVERTISEMENT
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Bernadett Szabo/REUTERS
Turki sering melancarkan operasi militer ke wilayah perbatasan Irak dan Suriah untuk menekan PKK dan kelompok-kelompok yang mereka anggap memiliki hubungan dengan PKK, seperti YPG di Suriah.
Di bawah pemerintahan Recep Tayyip Erdogan, Turki memperketat operasi melawan PKK, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, menganggap organisasi ini sebagai ancaman langsung bagi integritas nasional.
Sementara, PKK menggunakan wilayah pegunungan di perbatasan Irak-Turki sebagai basis pertahanan dan pelatihan.