Turki Tarik Dubesnya dari Israel Imbas Tragedi Kemanusiaan di Gaza

5 November 2023 1:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki Erdogan berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 19 September 2023. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki Erdogan berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 19 September 2023. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Turki menarik duta besarnya dari Israel. Penarikan itu disebut untuk berkonsultasi terkait serangan yang terus dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil di Gaza, Palestina. Serta memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Aljazeera, Kemlu Turki mengatakan bahwa Dubesnya untuk Israel, Sakir Ozkan Torunlar ditarik.
"Mengingat tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza yang disebabkan oleh serangan terus-menerus oleh Israel terhadap warga sipil dan penolakan Israel terhadap seruan gencatan senjata dan terus menerusnya serangan terhadap warga sipil, (juga) aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan," demikian pernyataan Kemlu Turki.
Langkah ini dilakukan saat kritik dari Turki semakin kuat terhadap Israel. Sebab serangannya ke Gaza telah menewaskan sekitar 9.500 warga Palestina, termasuk 3.900 anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.400 orang di Israel.
Pada Jumat lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan telah memutus kontak dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
ADVERTISEMENT
“Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” demikian keterangan media Turki mengutip pernyataan Erdogan.
Namun Erdogan menambahkan, bahwa langkah tersebut bukan berarti Turki memutuskan hubungannya dengan Israel. Kepala intelijennya menjalin kontak dengan otoritas Israel dan Palestina serta Hamas.
Warga Palestina mencari korban usai serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, Rabu (1/11/2023). Foto: Mohammed Al-Masri/REUTERS
Turki menjadi tuan rumah bagi anggota Hamas, yang tidak dianggap sebagai organisasi “teroris” seperti layaknya oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Mereka menyerukan gencatan senjata segera, tidak seperti pemerintah Barat.
Erdogan juga mengatakan bahwa ketika perang usai, Turki ingin melihat Gaza sebagai wilayah damai yang merupakan bagian dari negara Palestina merdeka, sejalan dengan perbatasan tahun 1967, dengan integritas wilayah, dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
ADVERTISEMENT
Bulan lalu, diplomat Israel meninggalkan Turki karena alasan keamanan setelah banyak demonstrasi pro-Palestina meletus di seluruh negeri. Kementerian Luar Negerinya kemudian menyatakan telah memanggil kembali para diplomat tersebut untuk menilai keadaan hubungan bilateral.