Tutup Seminggu, Berapa Potensi Kerugian Pedagang Obat di Pasar Pramuka

28 September 2017 11:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasar Pramuka ditutup. (Foto:  Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Pramuka ditutup. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pedagang obat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur memilih untuk menutup kios-kios mereka hingga sepekan ke depan. Penutupan dilakukan karena para pemilik kios tengah mengurus izin apotek reguler secara kolektif. Sebelumnya, mayoritas toko obat di Pasar Pramuka memiliki izin apotek rakyat.
ADVERTISEMENT
Tercatat, ada 388 kios yang tutup dari 403 kios yang ada di Pasar Pramuka. Pengurusan izin usaha baru dari apotek rakyat menjadi apotek reguler atau toko obat sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2016 yang sudah berlaku sejak 17 November 2016.
Sekjen Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengungkapkan, kegiatan transaksi di Pasar Pramuka lumpuh total sejak Senin, 25 September 2017. Dia mengaku para pedagang obat yang menutup kiosnya menderita kerugian cukup besar.
"Perputaran uang di sini relatif cukup besar," katanya kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (28/9).
Dia menggambarkan perputaran uang di Pasar Pramuka setiap harinya mencapai miliaran rupiah. Misalnya sebelum adanya isu vaksin palsu, peredaran uang di Pasar Pramuka sekitar Rp 20 miliar/hari. Setelah adanya isu vaksin palsu turun menjadi Rp 8 miliar/hari.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kita coba tata lagi, kita dapat serangan lagi katanya pil PCC ada di Pramuka. Langsung drop lagi hampir 60% omzet kita turun," imbuhnya.
Seluruh ruko di Pasar Pramuka tutup. (Foto:  Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seluruh ruko di Pasar Pramuka tutup. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kini rata-rata setiap hari, satu kios hanya mampu meraup pendapatan sekitar Rp 4 juta dari Rp 10 juta. Dia menyatakan, isu miring mengenai obat di Pasar Pramuka sering ada karena dia mengklaim tempat ini adalah salah satu pusat penjualan obat terbesar di Asia Tenggara.
"Isunya selalu ada karena di sini adalah salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Jumlah kios di sini ada 403," ucapnya.
Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah tetap memperbolehkan mereka berjualan di tengah mengurus izin baru. Cara ini dilakukan agar kerugian yang diderita pedagang tidak terlalu besar.
ADVERTISEMENT
"Kami mohon pemerintah dipermudah izin kita ini kemudian peralihan ini kami diperbolehkan tetap beraktivitas jual beli dengan tetap dalam pengawasan apoteker dan BPOM," katanya.