UAH Bicara soal Penutupan Masjid: Pemerintah Melarang, Tunaikan di Rumah

8 Juli 2021 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:51 WIB
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berjalan di depan pintu masuk Masjid Istiqlal yang ditutup sementara untuk pelaksanaan shalat rawatib dan shalat jumat di Jakarta, Jumat (2/7/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga berjalan di depan pintu masuk Masjid Istiqlal yang ditutup sementara untuk pelaksanaan shalat rawatib dan shalat jumat di Jakarta, Jumat (2/7/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang harus menerapkan PPKM Darurat lantaran masuk zona merah COVID-19. Dengan kondisi itu maka tidak boleh ada kegiatan di dalan rumah ibadah untuk menghindari penularan virus corona di sana.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain aturan itu membuat rumah ibadah harus ditutup sementara waktu. Untuk masjid dan musala artinya tidak boleh ada salat berjemaah di sana. Sementara waktu umat Islam diminta beribadah di rumah.
Ustaz Adi Hidayat. Foto: Youtube/Adi Hidayat Official
Lantas bagaimana ulama memandang aturan tersebut?
Ustaz Adi Hidayat (UAH) di akun Youtube Adi Hidayat Official mengatakan jika sudah ditetapkan pemerintah maka lebih baik dipatuhi.
"Kalau masuk di zona merah dan sudah ditunjukkan ada larangan dari pemerintahan setempat, terus juga sudah berlaku alangkah lebih baik tunaikan di rumah tidak perlu memaksakan ke masjid," kata UAH dalam video berjudul 'Sikap Muslim Ketika Masjid di Tutup Untuk Salat Berjamaah', dikutip Kamis (8/7).
UAH lalu menyampaikan hadits Abu Hurairah terkait diizinkannya umat Islam melaksanakan ibadah tidak di masjid, namun mendapatkan pahala yang sama dengan melaksanakan salat jemaah di masjid.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja bagi orang yang sakit, sedang dalam perjalanan atau dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan dijalankan amalan rotibnya. Tapi, setiap harinya sebelum halangan itu muncul dia selalu ke masjid, maka pahalanya akan sama seperti saat beribadah di masjid.
"Contoh paling gampang ada orang biasa ke masjid tapi sakit ga bisa ke masjid, dipaksakan sulit sekali maka dalam hal dia salat di rumah itu pahalanya sama dengan kebiasaan dia salat di masjid. Dihitung sama," kata UAH.seperti dalam video yang diupload 5 Juli itu.
UAH memaklumi adanya rasa rindu untuk beribadah di masjid pada saat-saat itu. Namun beribadah di rumah harus dilakukan jika memang berada di zona merah.
"Bukan hanya zona merah, kadang-kadangkan zona dibuat umum misal sudah ada suspectnya enggak bisa diprediksi apa, seperti apa, ya dia tunaikan di rumah. Apalagi khawatir misalnya kalau ke masjid saya khawatir, ya sudah di rumah, tapi dalam kondisi inipun tetap di masjid itu ada yang bertugas untuk azan dan yang standar di situ untuk memakmurkan masjidnya," kata UAH.
ADVERTISEMENT
Dia meminta agar umat Islam memanfaatkan momen itu untuk introspeksi diri. Meminta ampun pada Allah dan berdoa agar pandemi selesai.
"Semoga Allah segera mengangkat musibah ini dan kita bisa belajar hikmah yang paling besar dari situ," kata UAH.