UAS Pergi ke Singapura untuk Berlibur, Bukan Pengajian atau Tablig

17 Mei 2022 13:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ustaz Abdul Somad. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Abdul Somad. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Ustadz Abdul Somad atau UAS mengungkap, Singapura mendeportasinya saat berlibur ke Negeri Singa tersebut bersama keluarga dan kawannya pada Senin (16/5/2022).
ADVERTISEMENT
UAS berencana liburan bersama istri dan anaknya. Teman UAS ikut dalam perjalanan itu bersama istri dan kedua anaknya pula. Namun, niat tersebut terhambat oleh imigrasi di Singapura.
UAS menekankan, Singapura mendeportasi rombongannya tanpa alasan. Dia lantas meminta penjelasan itu dari pihak Singapura. Mendesak tanggapan, UAS menyinggung Dubes Singapura di Jakarta
"Dalam rangka libur. Ini kan memang hari libur. Kebetulan sahabat saya ini dekat rumahnya dari Singapura," ungkap UAS saat wawancara dengan kanal YouTube Hai Guys, Selasa (17/5) yang dikutip kumparan.
"[Alasan deportasi] itulah yang mereka tak bisa menjelaskan. Pegawai imigrasi tidak bisa menjelaskan. Jadi yang bisa menjelaskan itu mungkin Ambassador of Singapore in Jakarta. You have to explain to our communities, why did your country, why did your government reject us? Why did your government deport us?" desaknya.
Ilustrasi visa Indonesia. Foto: Shutter Stock
UAS menegaskan, dia telah membawa dokumen lengkap. UAS lalu menunjukkan Kartu Kedatangan miliknya saat wawancara.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, UAS ditahan usai pemeriksaan paspor. Otoritas imigrasi menanyakan tujuan mereka berkunjung.
"Kemudian dia [petugas imigrasi] tanya, dengan siapa? Saya bilang, with my friend, my wife, my anak saya. Untuk holiday. Bukan acara pengajian. Bukan acara tablig akbar. Saya menjelaskan itu maksudnya supaya dia tahu bahwa orang ini datang untuk jalan-jalan," jelas UAS dalam kanal YouTube Hai Guys yang memiliki 163 ribu subscriber itu.
UAS sempat mengalami pengalaman serupa ketika berkunjung di Timor Leste pada 2018. Saat itu, UAS menduga, imigrasi menahannya lantaran khawatir akan memengaruhi iklim politik menjelang pilpres.
UAS menilik kemungkinan peristiwa itu terulang kembali. Dia lantas menegaskan tujuannya untuk liburan kepada otoritas Singapura. Tetapi, petugas imigrasi tetap menyuruhnya pulang ke Indonesia.
Ustaz Abdul Somad usai mengisi kajian dan tausiah di KPK. Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad_official
Sebelum kembali, rombongan tersebut sempat ditahan hingga empat jam. UAS diminta menunggu di ruangan terpisah untuk satu jam. Setelahnya, dia kembali menunggu bersama rombongannya di ruangan lain selama tiga jam.
ADVERTISEMENT
"Dipisahnya saya, dimasukannya ke dalam satu ruangan. Lebarnya semester, panjangnya dua meter. Pas macam liang lahat," tutur UAS.
"Habis itu baru digabungkan dengan kawan saya, dengan anak-anaknya, dengan Ustazah, barulah ke tempat yang ramai itu. Anak kawan saya itu umurnya empat tahun. Apa kata anak umur empat tahun itu? 'Kita ini dipenjara ya?' Anak empat tahun tahu kita ini dipenjara," imbuhnya.
Mendapati perlakuan tidak mengenakkan, UAS menuntut penjelasan. Dia mencurigai, Singapura menolaknya atas alasan serupa seperti Timor Leste. Menurut UAS, negara itu mungkin mendapatkan informasi lama yang sudah tidak berlaku lagi.
"Jadi saya khawatir, Singapura, file lama itu masih belum dihapus. Belum mereka hapus. Jadi orang Singapura mesti update status. Update pengetahuan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
UAS menyebut dirinya dideportasi. Tetapi, Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo, menyanggah pernyataan itu. Dia menerangkan, UAS tidak dideportasi, tetapi dilarang masuk ke negara tersebut.
"Menurut mereka, ICA memang menetapkan not to land (NTL) kepada UAS karena tidak memenuhi kriteria untuk eligible berkunjung ke Singapura," ujar Suryo saat dihubungi kumparan.
"ICA tidak mau menjelaskan kriteria yang mereka tetapkan. ICA juga tidak mau menjelaskan apakah UAS masuk blacklist mereka atau tidak. NTL umum dilakukan Imigrasi setiap negara," pungkasnya.